Yasir Mahmud Didesak Mundur dari Jabatan Ketua KONI Sulsel

MAKASSAR, INIKATA.co.id – Ketu KONI Sulawesi Selatan, Yasir Mahmud didesak agar mundur dari jabatannya karena tidak mempunyai kepeduliannya terhadap pekan olahraga provinsi (Porprov) yang digelar di Sinjai-Bulukumba.

Hal ini disampaikan Pengurus Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Sulsel. Ia mengatakan bahwa Ketua KONI Sulsel sekarang sama sekali tidak mempunyai rasa tanggungjawab atas Porprov yang tidak lama lagi akan digelar.

“Kalau cabor kan satu ji kalau KONI dia bina puluhan cabor, kalau setengah-setengah ji ketuanya setidaknya mundur ko, kan begitu ji sederhana ini persoalan. Jabatan ketua KONI Sulsel itu bukan gagah-gagahan harus orang punya tanggungjawab harus orang berani berkorban,” ujar Sekretaris Umum (Sekum) Pengurus Provinsi (Pengprov) Pertina Sulsel, Sri Syahril, Selasa (18/10/2022).

Ia mengatakan isu yang beredar soal ring tinju dalam kejuaraan Porprov Sinjai-Bulukumba ini sebenarnya istilah “sarkasme” kepada KONI Sulsel yang sengaja menutup mata atas dukungan anggarannya.

“Jadi soal ring tinju yang saya mau buat dari bambu sebenarnya itu opsi kedua ketika pengurus KONI Sulawesi Selatan tidak mempedulikan tinju, bukan hanya tinju seluruh cabang olahraga,” jelasnya.

“Saya beli sarung tinju, pengaman tinju dan lain-lain itu Rp56 juta, baru itu belum laitingnya, itu kalau vendor sudah harga teman Rp25 juta selama 10 hari dari Makassar ke Sinjai, belum lagi sound system, belum lagi honor perangkat pertandingan,” tambah dia.

Total anggaran untuk KONI Sulsel sebesar Rp5 miliar ini, kata dia, pihaknya hanya menggunakan Rp3,4 miliar untuk pelaksanaan Porprov di semua cabang olahraga.

“Karena kita sadari bahwa anggaran untuk KONI Sulawesi Selatan di dana hibah pokok 2022 itu memang minim cuman Rp5 miliar itu sudah dibelanjakan Rp1,6 miliar itu untuk Musprov untuk pelantikan dan lain-lain, sisa Rp3,4 miliar,” terangnya.

Menurut dia, KONI Sulsel tidak punya inisiatif sama sekali untuk membangun relasi agar dapat dukungan anggaran dalam kejuaraan Porprov Sinjai-Bulukumba.

“Anggaran yang Rp3,4 miliar tidak cukup untuk Porprov, di perubahan ada tambahan Rp4,5 miliar total jadi Rp7,8 miliar itu pun juga sesungguhnya tidak cukup tetapi bagi kami bukan itu alasannya, sekarang bagaimana pengurus KONI pintar-pintar untuk menambah menambah anggaran itu apakah melakukan pendekatan dengan pengusaha atau perbankan melalui CSR dan itu kan wajib tetapi itu yang tidak dilakukan sama pengurus KONI mereka tetap berasumsi anggaran kurang,” tukasnya.

Bahkan, kata dia, saat ini meski KONI Sulsel sudah tambah Rp24 juta cabang olahraga tinju sebesar Rp24 juta, tapi masih sangat jauh dari kesanggupan untuk fasilitas Porprov.

“Jadi kami di cabang olahraga tinju kami hanya mendapat anggaran Rp40 juta untuk melaksanakan Kejuaraan yang durasinya itu 7-8 hari sangat tidak masuk akal, ada tambahan lagi setelah kita “mengemis” ke KONI ada tambahan Rp24 juta totalnya Rp64 juta itu pun tidak cukup, Rp200 juta pun tidak cukup,” kata dia. (fdl)