MAKASSAR, INIKATA.co.id – Sejumlah daerah di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dipastikan hanya akan diikuti dua pasang calon atau ‘Head to Head’ pada pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2024 mendatang.
Hal tersebut terlihat setelah tahapan pendaftaran calon kepala daerah (cakada) pada 27 hingga 29 Agustus 2024 lalu.
Bahkan, di beberapa daerah menjadi ‘Head to Head’ setelah pasangan calon mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menantang petahana.
Sepetri di Kabupaten Wajo, Andi Rosman – dr Baso Rahmanuddin menantang petahana Amran Mahmud – Amran. Hal ini juga terjadi di lima daerah lainnya seperti di Kabupaten Bulukumba pasangan Muchtar Ali Yusuf – Edy Manaf ditantang oleh pasangan Jamaluddin Syamsir – Tomy Satria Yulianto.
Bantaeng, Ilham Azikin – Kanita Kahfi akan menghadapi Fauzi Nurdin Abdullah – Sahabuddin, di Kabupaten Takalar Syamsari Kitta – Natsir Ibrahim ditantang Firdaus Dg Manye – Hengky Yasin. Sementara, di Tana Toraja, Victor Datuan Batara – John Diplomasi ditantang oleh pasangan Zadraq Tombeg – Erianto Laso’, dan Toraja Utara, pasangan Yohanis Bassang – Marthen Rantetondok ditantang oleh Frederick V Palimbong – Andrew Branch Silambi.
Tidak sedikit yang berpendapat jika hal tersebut menjadi ancaman bagi petahana.
Pengamat politik, Nurmal Idrus mengatakan, para petahana jika ingin mempertahankan kemenangannya pada pilkada serentak 2024 mendatang maka harus memperhatikan beberapa faktor.
Salahsatunya adalah kemampuan manajemen tim dari penantang yang bisa menata tim kampanyenya dengan baik untuk menciptakan pesan-pesan kampanye terbaik.
“Itu juga perlu didukung oleh kemampuan finansial dari penantang yang bagus untuk menjalankan kampanye,” kata Nurmal, Senin (9/9).
Sementara, faktor yang membuat petahana bisa tumbanga kata Nurmal adalah tingkat kepuasan masyarakat saat memimpin.
“Tingkat kepuasan masyarakat terhadap petahana selama dia memimpin. Kalau penerimaan dan kesukaannya rendah maka itu bisa jadi sinyal tak bagus bagi petahana,” ucapnya.(**)