KPID Sulsel Gelar Expose Hasil Isi Siaran dan Kesiapan ASO

INIKATA.co.id – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Selatan melaksanakan Expose Hasil Isi Siaran dan Kesiapan ASO di Sulsel, di Hotel Empress Makassar, Jumat (16/12).

Kegitan KPID Sulsel ini menghadirkan tiga narausmber. Di antaranya, Komisoner KPID Sulsel Irwan Ade Saputra, mantan Ketua KPID Sulsel, Alem Pebri Soni, dan Direktur Metadata Institute, Himar.

Dalam sambutannya, Ketua KPID Sulsel, Hasrul Hasan mengatakan bahwa, tujuan dari kegiatan ini untuk membuka data terkait monitoring yang diakukan KPID Sulsel sepanjang 2022.

“Jadi kita akan buka dan melihat bagaima iklim penyiaran di Sulsel,” kata Hasrul

Hasrul juga menuturkan bahwa, pada kegiatan ini pula KPID Sulsel akan membahas terkait dengan kesiapan Sulsel menuju Analog Switch Off (ASO).

Di mana, Sulawesi Selatan 1 (satu) meliputi Kabupaten Takalar, Gowa, Maros, Pangkajene Kepulauan (Pangkep), dan Kota Makassar. Dijadwalan ASO atau akan dilamukan penghentian siaran analog.

“Tapi ada kendala di Sulsel, karen pendistribusian Set Top Box (STB) belum mencapai 50 persen,” tuturnya.

“Namun yang menggembirakan, hasil survei mengungkapkan tingkat jumlah penonton yang beralih dari TV Analog ke TV Digital capai 50 persen. Khususnya di Sulsel 1,” tambah Hasrul.

Selain itu lanjut Hasrul, KPID Sulsel juga akan mengexpo terkait hasil survei yang dilakukan KPID Sulsel bekerjasama dengan Metdata institute.

“Terkait keseiapan masyarakat untuk berali ke tegnologi,” terangnya.

Sementara iru, Direktur Metadata Institute, Himar mengatakan bahwa, dalam pelaksanaan survei ini, pihaknya mengambil 96 sampel yang tersebar di Sulsel satu dengan margin error 9 hingga 10 persen.

Himar mengungkapka, dari hasil survei yang dilakukan disimpulkam bahwa pengetahuan masyarakat secara umum tentang pengalihan siaran analog ke digital cukup tinggi.

“Masyarakat cukup positif menilai kehadiran siaran digital ditandai dengan sebagian masvarakat beranggapan bahwa akan memberikan manfaat banyak bagi masyarakat,” beber Himar.

Kendati demikian lanjutanya, secara teknis masih perlu sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman peralihan dari siaran analog ke digital, agar lebih siap menghadapi penghentian siaran analog.

“Dari segi perangkat siaran digital sekitar separuh dari masyarakat memiliki TV yang bisa difungsikan untuk siaran digital,” pungkasnya.(**)