Jumlah DBD Per September Capai Ratusan Kasus, Pj Gubernur Sulsel Segera Panggil Dinkes

MAKASSAR,INIKATA.co.id – Penjabat Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin bakal menindaklanjuti laporan kasus demam berdarah dengue (DBD) per September 2023 mencapai 182 kasus.

Bahtiar mengatakan penanganan kasus DBD seharunya dapat diatasi karena langkahnya cukup mudah untuk ditangani. Dia mengaku baru menerima informasi soal jumlah kasus tersebut.

“Segera saya tindaklanjuti penanganannya, makasih ya teman-teman wartawan menginformasikan saya kira kami segera atasi karena seharusnya kita bisa atasi,” kata Bahtiar, Selasa (17/10/2023).

Ia menegaskan akan memanggil kadis kesehatan dan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk secepatnya melakukan penanganan kasus DBD tersebut.

“Segera saya panggil dinas kesehatan dan dinas terkait lakukan penanganan secepatnya,” imbuhnya.

Kasus demam berdarah ini membuat Pemprov Sulsel mulai mewanti-wanti dampak fenomena El Nino karena salah satu faktor penyakit tersebut akibat kekeringan sehingga terjadinya kekurangan air.

“Secara ilmiah cuaca itu mempengaruhi lingkungan, jadi kalau kita mau mengatakan apakah DBD ISPA dan diare itu sangat memberikan dampak di El-Nino, contoh kekurangan air bisa berdampak kepada diare,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinkes Sulsel, Yusri Yunus.

Cuaca musim kemarau yang melanda Sulsel saat ini memicu tingginya polusi udara. Hal ini, kata Yusri ikut berimbas terhadap pencemaran air bersih.

“Kesadaran masyarakat terkait masalah kebersihan air karena di musim kemarau seperti ini orientasi berpikir kita adalah air,” jelasnya.

Menurutnya, populasi kasus DBD yang tinggi menunjukkan daerah tersebut memiliki tempat yang kumuh karena kepadatan penduduk.

“Jadi prevalensi orang ini bisa kita lihat kepada jumlah wilayah dimana jumlah lingkungannya yang kumuh, karena DBD kita tidak bisa melakukan penyelidikan epidemiologi lebih tepat karena kadang-kadang disekolah digigit nyamuk pulang kerumah demam, atau bisa jadi ditempat mainnya,” jelasnya.

“Jadi mesti ditelusuri ini anak mainnya dimana, jadi ada penyelidikan, hasil dari penyelidikan itu nanti kita akan lakukan gelar perkara di puskesmas,” sambungnya.

Ia menyatakan bahwa penyakit demam berdarah itu bukan perkara baru tapi insiden yang sudah berulangkali terjadi, sehingga upaya mitigasi terus dilakukan mulai dari tingkat puskesmas.

“Yang menjadi persoalan kita adalah di dalam proses pelayanan itu sebenarnya yang perlu kita perbaiki bagaimana keterlibatan semua pihak, saya kira di kesehatan akui bersama bahwa titik pelayan itu sudah strategis hampir seluruh lini sudah tersentuh hanya butuh kita bagaimana dukungan semua sektor, terutama pemerintah desa, kecamatan untuk menjadi perhatian utama terhadap kejadian seperti ini,” bebernya.

Adapun jumlah penderita DBD di Sulsel per September 2023 sebanyak 182 kasus. Berikut rincianya yang tersebar di kabupaten kota.

1. Bantaeng 7 kasus
2. Barru 0 kasus
3. Bone 5 kasus
4. Bulukumba 8 kasus
5. Enrekang 1 kasus
6. Gowa 4 kasus
7. Jeneponto 7 kasus
8. Luwu 3 kasus
9. Luwu Utara 0 kasus
10. Luwu Timur 8 kasus
11. Maros 11 kasus
12. Pangkep 2 kasus
13. Parepare 5 kasus
14. Pinrang 4 kasus
15. Palopo 8 kasus
16. Selayar 0 kasus
17. Sidrap 4 kasus
18. Sinjai 15 kasus
19. Soppeng 4 kasus
20. Takalar 1 kasus
21. Tana Toraja 42 kasus
22. Makassar 28 kasus
23. Wajo 3 kasus
24. Toraja Utara 12 kasus. (B/Fadli)