Di Sulsel Tercatat 10 Orang Meninggal Akibat Virus Rabies

MAKASSAR, INIKATA.co.id – Sebanyak 10 orang di daerah Sulawesi Selatan tercatat meninggal akibat gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) atau virus rabies selama 2023.

Baru-baru ini, Dinas Kesehatan Sulsel menyebutkan seorang lansia berinisial HD (77) dengan jenis kelamin laki-laki asal Kabupaten Wajo meninggal akibat penularan virus rabies dari gigitan anjing yang terjadi pada 15 Juli 2023 lalu.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sulsel, Ardadi. Ia mengatakan korban digigit anjing sejak Mei 2023, tapi tidak segera dilakukan pencucian luka sehingga tidak dapat tertolong.

“Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies inisial HD ini sejak bulan Mei 2023, dan dinyatakan meninggal pada 15 juli 2023,” ujar Ardadi, Rabu (19/7/2023).

Ia menjelaskan, kasus penularan virus rabies ini mempunyai masa inkubasi rabies pada manusia dengan rentang waktu kisaran 14 hari sampai 2 tahun. Hewan penular virus tersebut seperti Anjing, Kucing, Kera dan hewan sebangsanya.

Menurut dia, pembersihan terhadap luka mesti segera dilakukan dengan menggunakan sabun untuk pertolongan pertama sesuai dengan prosedur yang ditetapakan seperti menggunakan sarung tangan berbahan kedap air, baik lateks maupun plastik.

“Kalau mendapat gigitan harus segera dibersihkan, kalau memang tempat tinggal itu dekat dengan layanan kesehatan seperti Puskesmas atau Rumah sakit itu, baiknya segera dilakukan pembersihan disana,” imbaunya.

Ardian mengimbau kepada masyarakat yang mempunyai hewan peliharaan sejenis itu harus melakukan vaksinasi untuk menghindari potensi terjadinya virus rabies.

“Untuk masyarakat yang memiliki hewan peliharaan baiknya sesegera melakukan vaksinasi rabies di klinik, pun dengan masyarakat yang berada di kampung-kampung untuk mengamati hewan hewan liar yang masuk ke perkampungan,” paparnya.

Sementara Fungsional Epid Kes Muda Program Zoonosis Bidang P2P Dinkes Sulsel, Fatimah Rasyid menuturkan rabies itu ada namanya gejala klinis. Seperti takut air, takut cahaya, dan suara, kalau sudah gejala tersebut maka dipastikan tidak akan tertolong.

“Ceritanya ini korban, kan dia digigit di sawah. Tidak ada orang yang lihat, dia petani. Begitu digigit bagian kaki. Saat korban tarik anjing itu, digigit lagi jarinya, setelah digigit jarinya dia tebas pakai parang,” jelasnya.

Setelah korban pulang ke rumah, kata Fatimah Rasyid, korban kemudian pergi berobat ke pengobatan tradisional. Awalnya, pihak keluarga sudah menyarankan ke Puskemas tapi tidak mau.

“Karena menurut dari keluarganya (korban) sudah banyak kasus gigitan (anjing) dia terselamatkan dari pengobatan tradisional itu, kan kemungkinan yang tertolong itu bukan digigit anjing rabies, jadi bisa selamat,” terangnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Rosmini Pandin menyebutkan sepanjang 2023, terdapat sembilan orang telah meregang nyawa akibat terinfeksi virus rabies. Dimana, 9 kasus tersebut tersebar di enam kabupaten.

Di Kabupaten Soppeng sebanyak dua orang, kemudian Kabupaten Toraja Utara ada 3 orang, Sinjai satu orang, Bulukumba satu orang, Sidrap satu orang, dan Kabupaten Gowa satu orang.

Dengan begitu, jika diasumsikan dengan korban dari kabupaten wajo, maka data terkahir saat ini tercatat sebanyak 10 orang telah meregang nyawa akibat rabies. (fdl)