UNHAS Terapkan Teknologi Drip-Fertigasi di Makassar, Dukung Urban Farming

MAKASSAR INIKATA.co.id — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Hasanuddin (UNHAS) menerapkan teknologi drip-fertigasi berbasis gravitasi di kebun sayuran milik Kelompok Wanita Tani (KWT) Selasih, Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar.

Penerapan teknologi ini menjadi bagian dari dukungan UNHAS terhadap program Urban Farming yang digagas Pemerintah Kota Makassar.

Ketua tim, Dr. Rahmansyah Dermawan, SP., M.Si., menjelaskan bahwa teknologi drip-fertigasi memadukan sistem irigasi tetes dengan pemupukan otomatis untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air serta penyerapan nutrisi oleh tanaman.

“Air dan larutan pupuk langsung dialirkan ke daerah perakaran sehingga cepat diserap tanaman. Dengan begitu, pertumbuhan dan produksi bisa lebih optimal,” ujar Rahmansyah, alumnus IPB University, Senin (27/10/2025).

Menurutnya, sistem yang digunakan tergolong sederhana dan hemat energi. Air dialirkan dari tandon berkapasitas 1.100 liter yang ditempatkan di atas menara setinggi tiga meter.

Dengan memanfaatkan tekanan air alami, sistem ini mampu menyiram tanaman melalui dripline berukuran 16 mm dan emitter berkapasitas 8 liter per jam.

Penyiraman berlangsung otomatis dua kali sehari—pagi dan sore—berkat pengaturan timer dan solenoid valve.

Kegiatan ini mendapat dukungan dari Kemendikbudristek serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNHAS. Hadir dalam kegiatan tersebut para anggota KWT Selasih, penyuluh dari Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar, serta tokoh masyarakat setempat.

Lurah Bangkala, M. Dappi, mengapresiasi inisiatif tersebut dan menilai penerapan teknologi drip-fertigasi sejalan dengan program pertanian perkotaan Pemerintah Kota Makassar.

“Teknologi ini sangat bermanfaat karena membantu warga memanfaatkan lahan sempit menjadi pertanian produktif,” ujarnya.

Selain memperkenalkan sistem drip-fertigasi, tim dosen UNHAS—yang terdiri atas Prof. Syatrianty, Prof. Feranita, Dr. Nurlina, Dr. Cri Wahyuni, Dr. Nurfaida, Dr. Katriani, Dr. Tigin, dan Nuniek—juga memberikan pelatihan tambahan mengenai pengolahan limbah organik menjadi kompos dan pupuk organik cair (POC), pembuatan ecoenzym, serta penerapan konsep permakultur.

Kegiatan PKM 2025 ini ditutup dengan panen bersama hasil kebun sayuran KWT Selasih, yang menjadi bukti keberhasilan penerapan teknologi pertanian ramah lingkungan di wilayah perkotaan.(zul/rik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *