MAROS, INIKATA.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros mengalokasikan anggaran sebesar Rp20 miliar untuk program rehabilitasi dan pembangunan sekolah pada tahun 2025.
Program ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan di daerah tersebut.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maros, Zainuddin, menyebut sebanyak 17 sekolah akan direhabilitasi, sementara 27 sekolah lainnya akan mendapatkan pembangunan atau penambahan ruang kelas baru.
“Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemenuhan sarana belajar mengajar yang aman dan layak,” katanya, Jumat, 18 Juli 2025.
Sekolah-sekolah yang menjadi prioritas program rehabilitasi dipilih berdasarkan tingkat kerusakan pada bangunan serta kerawanan yang dapat membahayakan keselamatan siswa dan guru.
“Pemeringkatan atau prioritas rehabilitasi ditentukan berdasarkan tingkat kerusakan atau tingkat kerawanan bagi siswa dan guru. Kami ingin memastikan kegiatan belajar mengajar berjalan lancar tanpa risiko keselamatan,” jelasnya.
Sementara itu, pembangunan ruang kelas baru akan difokuskan pada sekolah yang mengalami kekurangan ruang belajar.
“Pembangunan dilakukan berdasarkan kebutuhan jumlah kelas. Semakin kurang jumlah kelas dibandingkan dengan jumlah siswa yang ada, semakin membutuhkan tambahan ruang kelas,” tambahnya.
Pihaknya juga menegaskan bahwa pemerataan program dilakukan di semua jenjang pendidikan. Baik Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) akan mendapatkan porsi rehabilitasi yang relatif seimbang.
“Antara SD dan SMP itu relatif berimbang, supaya tidak ada kesenjangan sarana pendidikan,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Maros, Chaidir Syam, menyebutkan bahwa, tahun ini salah satu alokasi anggaran terbesar adalah untuk sektor pendidikan.
“Untuk pendidikan anggarannya mencapai Rp470 miliar,“ sebutnya.
Ia menjelaskan, anggaran tersebut tidak hanya untuk pembangunan fisik, tetapi juga untuk menunjang berbagai program pendidikan lainnya, seperti pengadaan seragam gratis dan penyediaan sarana penunjang bagi guru.
“Anggaran tersebut juga mencakup tambahan insentif bagi guru yang mengabdi di wilayah pelosok,” tuturnya. (Asis)

