Dua Lokasi Jadi Pilot Project Urban Farming di Kota Makassar

MAKASSAR, INIKATA.co.id – Pemerintah Kota Makassar melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menegaskan komitmennya untuk merealisasikan program ‘urban farming’ sebagai salah satu prioritas utama.

Kepala Bappeda Makassar, Andi Zulkifli Nanda, mengatakan program ini dirancang sebagai solusi inovatif untuk pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan di kawasan perkotaan.

“Konsepnya saat ini sedang disusun, termasuk penganggarannya yang akan bersumber dari APBD, CSR perusahaan, hingga lembaga internasional seperti PBB,” ujar Zulkifli yang akrab disapa Zul.

Ia menambahkan, Pemkot akan menyiapkan regulasi dan infrastruktur yang memungkinkan pelaksanaan ‘urban farming’ secara terpadu.

Program ini melibatkan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), di antaranya Dinas Perikanan dan Pertanian, Dinas Koperasi, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Lingkungan Hidup, hingga Kelompok Wanita Tani dan Tim Penggerak PKK. “Kegiatan ini memerlukan koordinasi lintas sektor. Semua pihak harus bersinergi,” tegas Zul.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengungkapkan pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan OPD terkait dan tim ahli, termasuk musisi sekaligus aktivis pertanian urban, Fadly ‘Padi’.

“Kami membahas prosedur, tantangan, serta skema pembiayaan agar program ini dapat berjalan optimal,” kata Munafri yang akrab disapa Appi.

Fadly, yang memiliki sertifikasi ‘urban farming’ dari Australia, menjelaskan langkah awal program ini adalah mendirikan dua lokasi percontohan di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Sudiang dan BPP Barombong. Lokasi ini akan difungsikan sebagai pusat pelatihan, pendidikan, agrowisata, dan pembibitan.

“Dua lokasi ini ibarat mata air yang akan menjadi sumber utama keberhasilan program,” ujar Fadly. Ia juga menambahkan bahwa akan dilakukan kampanye untuk mengedukasi masyarakat mengenai manfaat dan metode *urban farming*.

Salah satu teknologi yang diusung adalah sistem aquaponik, yang menggabungkan pertanian dan perikanan dalam satu ekosistem.

Program ini mencakup sembilan sektor potensial yang disesuaikan dengan kebutuhan Kota Makassar.

“Kami berharap ini tidak hanya menjadi solusi untuk kebutuhan pangan tetapi juga pemberdayaan masyarakat,” tutup Fadly.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *