MAKASSAR, INIKATA.co.id – Permasalahan stunting atau tengkes masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah kota Makassar. Butuh inovasi dan strategi khusus untuk mencapai angka 14 persen.
Di Makassar, angka stunting kembali meningkat. Desember 2024 lalu, angka stunting di Makassar meningkat 7,4 persen menjadi 25,6 persen dari angka prevelensi tahun 2023 yang hanya 18,4 persen.
Angka tersebut kembali meningkat tahun ini. Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin menyebut saat ini angka prevelensi stunting di Makassar mencapai 26 persen.
Ia pun meminta seluruh pengurus PKK Kota Makassar membantu pemerintah kota Makassar salam membuat inovasi dan strategi dalam menurunkan angka stunting di Makassar.
“Tentu saya bilang kita harus saling support untuk menurunkan angka stunting ini, kita punya masa depan dari sekarang harus dibenahi sehingga anak-anak ini tumbuh menjadi anak yang produktif, generasi sehat dan pintar,” kata Munafri sesuai mengukuhkan pengurus PKK, Dekranasda dan Pokja PAUD se kota Makassar, di Balai Kota Makassar, Senin (24/3/2025).
Munafri mengaku akan menerapkan pola pemberian gizi sebagai langkah awal dalam menurunkan intervensi. Di samping itu, ia juga akan menerapkan program-program yang selama ini telah dilakukan oleh pemerintah pusat dan provinsi.
Selama ini, ia melihat program yang dilaksanakan oleh pemerintah hingga ke tingkat kota kerap tidak tepat sasaran. Sehingga, intervensi yang dilakukan tidak berdampak pada penurunan angka stunting.
“Program dari pusat dan provinsi sangat bagus, persoalannya mungkin selama ini tidak tepat sasaran, makanya saya bilang ambil list-nya, pastikan intervensi dilakukan dengan baik,” imbuhnya.
Sementara, Ketua PKK Kota Makassar, Melinda Aksa menekankan pentingnya peran strategis yang dimiliki oleh
TP PKK Kota Makassar, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan Pokja Bunda PAUD, dalam mendorong pembangunan dan mewujudkan visi misi Makassar sebagai Kota yang unggul, inklusif, aman dan berkelanjutan.
Melinda Aksa mengungkapkan bahwa TP PKK memiliki tanggung jawab besar dalam pemberdayaan keluarga melalui sepuluh Program Pokok PKK, termasuk menjadi mitra pemerintah dalam menurunkan angka tengkes.
Menurutnya, keluarga adalah elemen dasar yang mempengaruhi kemajuan masyarakat, dan TP PKK harus menjadi garda terdepan dalam memperkuat peran keluarga dalam pembangunan.
“Pengurus harus bekerja dengan sinergi, komitmen, dan dedikasi yang tinggi untuk memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat Kota Makassar,” ujar Melinda.
Lebih lanjut, Melinda juga menyoroti peran penting Dekranasda dalam membina dan mengembangkan industri kerajinan di Kota Makassar.
Menurut Melinda, kota Makassar memiliki potensi luar biasa dalam bidang kerajinan lokal dan ekonomi kreatif yang perlu terus didorong agar semakin berdaya saing secara global.
Untuk itu, Dekranasda terus didorong agar menjadi katalisator bagi pertumbuhan industri kerajinan, membuka peluang pasar baru, dan meningkatkan daya saing produk kerajinan kita baik di pasar nasional maupun internasional.
Melinda juga mengingatkan tentang peran vital Pokja Bunda PAUD dalam memastikan pendidikan anak usia dini yang berkualitas. Pendidikan anak usia dini, menurutnya, adalah investasi untuk masa depan bangsa.
“Kita harus memastikan bahwa setiap anak di Kota Makassar mendapatkan pendidikan dan pengasuhan terbaik sejak usia dini,” ucap Melinda. (Mwr)