MAKASSAR, INIKATA.co.id – Menjelang perayaan Idulfitri 1446 H, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap titik rawan kecelakaan selama aktivitas mudik.
Tingginya mobilitas masyarakat ditambah kondisi infrastruktur jalan menjadi perhatian utama dalam memastikan kelancaran perjalanan.
Pengamat Transportasi Universitas Negeri Makassar (UNM), Qadriathi Daeng Bau, menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah dan stakeholder terkait guna meminimalisir kendala yang mungkin dialami pemudik.
“Perlu koordinasi antar stakeholder untuk memastikan kemudahan komunikasi dan penanganan jika terjadi kendala selama perjalanan. Infrastruktur jalan juga harus dipastikan layak,” ujar Qadriathi dikutip dari Harian Radar Makassar pada Kamis (20/3).
Manajemen lalu lintas menjadi salah satu langkah strategis untuk meminimalisir risiko kecelakaan di titik-titik rawan.
Qadriathi menyarankan berbagai alternatif pengaturan seperti pemberlakuan sistem satu arah atau ganjil genap pada ruas jalan tertentu.
“Pengaturan lalu lintas seperti sistem satu arah, pembatasan kendaraan pribadi, atau penggunaan kendaraan umum perlu diterapkan. Semua harus diatur agar perjalanan lebih aman dan lancar,” tambahnya.
Dia juga menyoroti pentingnya keberadaan pos keamanan di lokasi-lokasi yang sering menjadi titik kecelakaan.
Pos ini dinilai mampu meningkatkan kewaspadaan masyarakat sekaligus membantu mengurangi risiko kecelakaan.
“Pos keamanan harus ditempatkan di area rawan kecelakaan, terutama yang memiliki potensi kecelakaan berulang. Identifikasi penyebab kecelakaan, baik roda dua maupun roda empat, harus dilakukan untuk mengurangi risiko,” jelas Qadriathi.
Senada dengan itu, Kepala Bidang Pembangunan dan Preservasi Jalan Dinas BMBK Sulsel, Irawan Dermayasamin, mengungkapkan bahwa pemeliharaan jalan tengah dikebut menjelang arus mudik lebaran.
“Kami fokus melakukan perbaikan di titik-titik kritis seperti jalan amblas. Semua ruas jalan di kabupaten/kota sedang diperiksa, khususnya jalan-jalan poros provinsi yang menjadi jalur utama pemudik,” ujar Irawan.
Diprediksi, arus mudik puncak akan berlangsung pada 28–31 Maret, sementara arus balik diperkirakan terjadi pada 6–7 April 2025.
Pemerintah diharapkan dapat memastikan infrastruktur dan manajemen lalu lintas berjalan maksimal demi kenyamanan dan keselamatan para pemudik.(**)