MAKASSAR, INIKATA.co.id – Pasar saham Indonesia mengalami tekanan hebat pada Selasa (18/3). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun drastis hingga memicu Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan mekanisme penghentian sementara atau trading halt. Penurunan ini mencapai lebih dari 5 persen dalam sesi perdagangan pagi.
Sementara itu, harga emas justru mengalami kenaikan signifikan. Emas Antam naik sebesar Rp4.000 per gram, dari Rp1.741.000 menjadi Rp1.745.000 pada hari yang sama.
Dua hari kemudian, Kamis (20/3), harga emas kembali melonjak hingga Rp15.000 per gram, mencapai Rp1.774.000.
Pengamat Ekonomi Keuangan Universitas Muhammadiyah Makassar, Sutardjo Tui, menjelaskan bahwa kondisi ini dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global dan domestik.
“Dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, investor cenderung mengalihkan aset mereka ke instrumen yang lebih aman, seperti emas,” kata Sutardjo, Kamis (20/3).
Menurutnya, IHSG yang terus melemah disebabkan oleh meningkatnya aksi jual saham oleh investor.
“Permintaan terhadap emas yang tinggi menyebabkan kenaikan harga emas. Sebaliknya, pelepasan saham secara masif menekan IHSG,” ujarnya.
Sutardjo juga menilai bahwa suku bunga tinggi, inflasi, lemahnya daya beli, dan ketidakpastian kebijakan pemerintah turut memengaruhi keputusan investor untuk melepas saham.
“Ketidakpercayaan terhadap kebijakan pemerintah, terutama terkait perekonomian, menjadi faktor penting. Isu seperti lambatnya realisasi APBN juga memicu kekhawatiran,” tambahnya.
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, menyebut faktor geopolitik global turut memberi tekanan pada IHSG.
Konflik Rusia dan kekhawatiran resesi di Amerika Serikat membuat investor semakin berhati-hati. Di sisi domestik, penerimaan negara yang turun hingga 30 persen juga berkontribusi pada pelemahan pasar saham.
Maximilianus mengungkapkan, kondisi fiskal yang memburuk membuat banyak investor mengalihkan dana mereka ke investasi lain, seperti emas atau obligasi. “Saham tidak lagi menarik di tengah ketidakpastian ini,” ujarnya.
BEI memastikan bahwa trading halt dilakukan untuk melindungi pasar dari volatilitas berlebihan.
“Hari ini, Selasa (18/3), perdagangan dihentikan sementara pada pukul 11:19:13 WIB karena IHSG turun lebih dari 5 persen,” ujar Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad.
Sementara itu, kenaikan harga emas diperkirakan akan terus berlanjut jika ketidakpastian ekonomi global dan domestik tidak mereda.
Namun, kondisi ini juga memicu kekhawatiran terhadap daya beli masyarakat yang melemah karena minimnya peredaran uang di pasar.
“Daya beli masyarakat tetap rendah karena uang hanya berpindah antar aset, tanpa terjadi peningkatan konsumsi,” pungkas Sutardjo.(fdl/wah)