Harga Minyakita Melonjak di Pekan Pertama Ramadan

MAKASSAR, INIKATA.co.id – Harga minyak goreng subsidi jenis Minyakita di pasar tradisional Makassar, seperti Pasar Pabaeng-baeng, melonjak hingga Rp19 ribu per liter.

Angka ini jauh melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp15.700 per liter.

Pantauan di lapangan pada Rabu dan Kamis (5-6/3) menunjukkan kenaikan signifikan sejak awal Ramadan.

Seorang pedagang, Deng Naba, mengaku tidak dapat menjual sesuai HET karena harga pengambilan dari distributor juga tinggi.

“Ya mau bagaimana lagi, kalau pengambilan saja mahal, kami harus menyesuaikan harga supaya tidak rugi,” ujarnya dikutip dari Harian Radar Makassar, Jumat (7/3).

Di awal Ramadan, harga Minyakita sempat dipantau langsung oleh Gubernur Sulawesi Selatan dan Wali Kota Makassar, yang berada di kisaran Rp17 ribu per liter. Namun, hanya dalam waktu sepekan, harga melonjak hingga Rp19 ribu per liter.

Sementara itu, Kepala Bulog Cabang Makassar, Karmila Hasmin, belum memberikan tanggapan terkait lonjakan harga ini hingga berita ini dimuat.

Pengamat ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas), Anas Anwar, menilai lonjakan harga Minyakita ini mencerminkan lemahnya pengelolaan stabilitas harga bahan pokok oleh pemerintah.

“Di bulan Ramadan, permintaan masyarakat meningkat. Pemerintah, termasuk Bulog, harus memastikan ketersediaan barang dan harga tetap terjangkau,” jelasnya.

Ia menyoroti pentingnya peran Bulog dalam menjaga ketahanan pangan, terutama dalam situasi di mana kebutuhan masyarakat melonjak drastis.

“Kalau barangnya ada tapi mahal, sama saja. Bulog harus memastikan stok mencukupi dan harga tetap murah di pasar,” tegas Anas.

Ia juga memperingatkan adanya potensi spekulasi di pasar, seperti praktik penimbunan oleh oknum tertentu untuk memanfaatkan lonjakan permintaan.

“Spekulan bisa memanfaatkan momen ini untuk menimbun stok dan menjual dengan harga lebih tinggi,” ungkapnya.

Pengamat ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar, Sutardjo Tui, menekankan pentingnya intervensi pemerintah untuk memastikan distribusi Minyakita berjalan lancar.

“Stok Minyakita yang tersedia harus disalurkan secara merata agar tidak terjadi kelangkaan dan lonjakan harga,” ujarnya.

Sutardjo juga menyoroti perlunya investigasi terkait dugaan praktik persekongkolan antara oknum Bulog dan pengusaha minyak goreng yang dapat memicu kenaikan harga di pasar.

“Jika memang stok ada di gudang, seharusnya segera didistribusikan. Jangan sampai ada permainan oknum yang menahan barang untuk menaikkan harga,” tegasnya.

Pemerintah sebelumnya telah melarang praktik bundling dalam penjualan Minyakita. Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan bahwa produsen dan pedagang tidak diperbolehkan menjual Minyakita dengan produk lain secara paketan.

“Kami sudah menginstruksikan kepada seluruh produsen minyak goreng untuk menghentikan praktik bundling,” katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin (3/3).

Selain itu, Kementerian Perdagangan juga meminta produsen minyak goreng untuk meningkatkan penyaluran Minyakita hingga dua kali lipat selama Ramadan dan Idulfitri.

“Produsen telah sepakat untuk menambah pasokan dua kali lipat demi menjaga ketersediaan dan stabilitas harga,” tambah Budi.

Langkah pengawasan akan melibatkan koordinasi dengan instansi terkait, seperti Badan Pangan Nasional, Bulog, serta Satgas Pangan dan Polri, untuk memastikan distribusi berjalan lancar.

Meski demikian, masyarakat berharap agar pemerintah lebih sigap dalam menangani lonjakan harga di pasar, sehingga kebutuhan pokok selama Ramadan tetap terjangkau.(**)