INIKATA.co.id – Pemerintah terus menunjukkan komitmennya untuk mendukung sektor industri padat karya sebagai salah satu motor penggerak ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
Dalam rapat yang digelar di Istana Merdeka pada Rabu (19/3), Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya langkah deregulasi secara besar-besaran guna meningkatkan daya saing industri, menciptakan lapangan kerja baru, serta mempercepat investasi.
Sektor tekstil, produk tekstil, dan sepatu menjadi perhatian utama karena menyerap hampir 4 juta tenaga kerja dan mencatatkan ekspor lebih dari 2 miliar dolar AS.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa Pemerintah akan menyederhanakan rantai pasok, menanggulangi impor ilegal, serta harmonisasi tarif untuk mendukung keberlanjutan industri ini.
“Tadi arahan Pak Presiden terkait ketersediaan bahan baku, supply chain, dan harmonisasi tarif harus dipermudah dan disederhanakan. Selain itu, kami juga akan merespons barang yang didumping melalui tindakan anti-dumping,” ungkap Airlangga dalam keterangan pers seusai rapat.
Presiden juga mendorong agar program padat karya dimasukkan ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dengan demikian, berbagai kemudahan perizinan dan fasilitas insentif dapat segera diterapkan untuk mendorong percepatan investasi dan operasional sektor ini.
Menko Airlangga menambahkan bahwa Pemerintah berencana membentuk satuan tugas (satgas) khusus untuk mempercepat deregulasi dan debirokratisasi.
Pemerintah juga tengah berupaya menyelesaikan kesepakatan dagang internasional, seperti I-EU CEPA (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement), untuk memperluas pasar ekspor produk padat karya ke Eropa.
“Pasar terbesar tekstil dan produk tekstil kita adalah Uni Eropa yang mencakup hampir 30 persen dari permintaan global, disusul Amerika Serikat sebesar 15 persen. Penyelesaian I-EU CEPA akan menjadi kunci mengamankan pasar tersebut,” ujarnya.
Untuk menjaga daya saing, Pemerintah juga menyiapkan paket revitalisasi mesin-mesin produksi di sektor padat karya.
Kredit investasi sebesar Rp 20 triliun dengan subsidi bunga 5 persen selama 8 tahun akan disediakan untuk mendukung industri tekstil, sepatu, makanan minuman, hingga furnitur.
“Kita berharap sektor padat karya ini dapat berkembang lebih baik dan menciptakan lapangan kerja baru. Setelah I-EU CEPA selesai, kami optimis industri ini akan kembali bergeliat,” pungkas Airlangga.
Langkah konkret ini diharapkan dapat memperkuat peran sektor padat karya sebagai pilar utama penggerak ekonomi nasional dan pengurangan angka pengangguran di tengah tantangan ekonomi global.(dkk/jpnn/inikata)