MAKASSAR, INIKATA.co.id – Pemerintah Kota Makassar mulai mengambil langkah serius dalam menangani banjir yang melanda wilayah Manggala dan AP Pettarani.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyatakan bahwa penanganan masalah ini memerlukan sinergi dari berbagai pihak.
Dalam upaya tersebut, Munafri, yang akrab disapa Appi, menggandeng Universitas Hasanuddin (Unhas) untuk menyusun kajian strategis sebagai solusi jangka pendek dan panjang.
“Nah, masalah banjir ini kita akan melakukan kajian bersama Unhas. Kita tidak boleh berdiri sendiri dalam pelaksanaannya. Harus melibatkan kerja sama tiga pihak: Pemkot, Balai, dan pemerintah provinsi,” ujar Appi usai menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kota Makassar di Hotel Claro, Kamis (13/3).
Menurut Appi, salah satu solusi yang direncanakan adalah pembangunan waduk retensi baru, pelebaran jalur air, pembangunan tanggul, serta jembatan.
Hal ini dianggap penting karena kapasitas Waduk Nipa-Nipa yang ada saat ini hanya mampu menampung sekitar 40 persen debit air.
“Resapan di Waduk Nipa-Nipa hanya bisa menampung 40 persen air. Jika air meluap, dampaknya akan meluas. Oleh karena itu, kita akan buatkan alur air tambahan,” jelasnya.
Appi menekankan pentingnya langkah cepat dalam mengatasi banjir di Manggala agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar di masa mendatang.
Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai dan pemerintah provinsi untuk mempercepat proses penanganan.
“Semua peta dan kajian sudah ada. Kajian ini harus segera dilaporkan kepada balai dan provinsi,” katanya.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Appi memperkirakan biaya yang dibutuhkan mencapai ratusan miliar rupiah.
Proyek infrastruktur penahan banjir ini akan dilakukan secara bertahap, termasuk memperlebar area yang aliran airnya tersumbat dan menambah waduk baru sebagai area resapan air.
Selain itu, relokasi warga yang tinggal di daerah rawan banjir juga masuk dalam rencana. Namun, Appi menegaskan bahwa proses ini harus melalui kajian mendalam dan mempertimbangkan banyak aspek, termasuk penyediaan tempat tinggal baru bagi warga yang terkena dampaknya.
“Kalau relokasi, harus kita kaji dulu. Ini tidak mudah karena melibatkan banyak aturan. Namun, jika menjadi solusi terbaik, kita akan usahakan dan bicarakan,” tambahnya.
Appi berharap langkah-langkah ini dapat segera terealisasi untuk mengurangi dampak banjir dan menciptakan sistem pengendalian air yang lebih baik di Makassar.(**)