MAKASSAR, INIKATA.co.id – Sebanyak 3.792,44 hektare sawah di Sulawesi Selatan terdampak banjir akibat cuaca ekstrem yang melanda sembilan kabupaten/kota. Tanaman yang terancam mengalami gagal panen atau puso akan mendapatkan bantuan bibit dan pupuk dari pemerintah.
Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHBUN) Sulsel, Uvan Nurwahidah, mengatakan pihaknya masih menunggu laporan dari tim di lapangan untuk memastikan kondisi tanaman sebelum menyalurkan bantuan.
“Jika air surut dan tanaman masih bisa dipulihkan, maka petani cukup merawat dan diberikan pupuk tambahan. Namun, jika tanaman benar-benar puso, pemerintah akan memberikan bantuan benih,” ujarnya, Jumat (14/2/2025).
Uvan menjelaskan, tidak semua lahan yang terdampak banjir akan mendapatkan bantuan, karena beberapa masih bisa dipanen meski hasilnya tidak maksimal.
“Kalau masih bisa panen, kami tidak memberikan benih. Tapi kalau puso, akan ada bantuan bibit dan pupuk,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas TPHBUN Sulsel, Uvan Nurwahidah mencatat, sebanyak 3.792.44 hektar lahan yang terkena dan terdampak banjir di 9 kabupaten kota.
Adapun 9 Kabupaten Kota di Sulsel itu diantaranya Maros, Gowa, Bulukumba, Pangkep, Barru, Sidrap, Luwu, Luwu Utara.
“Tadi kami turun di Maros, kondisinya dua sudah terendam dan kalau dia sudah turun hari ini mungkin dia bisa pulih,” kata Uvan pada Kamis (13/2/2025) kemarin.
Uvan Nurwahida menambahkan bahwa, sebanyak 1.873.44 hektar lahan padi di Kabupaten Maros yang terkena banjir. Dia memastikan bahwa petani masih punya peluang panen tapi tidak maksimal.
“Di Maros yang terkena itu ada 1.000 lebih hekatar. Artinya dia bisa pulih kalau hari ini surut, bisa panen tapi tidak maksimal,” ucapnya.
Untuk di Kabupaten Gowa, kata Uvan menyampaikan terdapat 520 hekatar lahan petani yang terkena dampak. Padahal sudah hampir memasuki masa panen.
“Ada juga di Gowa ada 520 hektar sementara kami masih menunggu dia surut, tapi itu dia sudah mau panen,” bebernya.
Akibat dampak banjir tersebut, dirinya menuturkan bahwa dampaknya nanti hasil gabah tidak terlalu bagus karena sudah terendam banjir.
“Dia berpotensi terdampak artinya hasil panen ada tapi tidak maksimal. Karena mungkin gabah nya sudah kurang bagus karena terendam air, itu kan tidak kering,” tukasnya.
Dia mengatakan, hingga saat ini pendataan masih terus dilakukan di lapangan. Pihaknya menunggu laporan guna memastikan masih memiliki hasil maksimal atau tidak sama sekali.
“Dia baru terkena banjir, belum kita katakan terkena fuso. Nanti dilihat berapa lama dia terendam dan ketika dia terendam apakah dia masih pulih atau tidak,” tandasnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Sulsel, Prof Fadjry Djufry bersama Bupati Maros Chaidir Syam, meninjau kondisi warga terdampak banjir, Kamis, 13 Februari 2025.
Dalam kunjungannya, mereka meninjau posko dapur umum di Masjid Raya Maros serta lokasi banjir di Desa Mattirotasi, Kecamatan Maros Baru.
Menurut Prof Fadjry Djufry, banjir telah merendam sekitar 1.000 hektare lahan di Kecamatan Maros Baru, termasuk 209 hektare sawah di Desa Mattirotasi.
Tanaman padi yang terdampak beragam usia, mulai dari 10 hingga 40 hari. Namun berdasarkan pengalaman sebelumnya, ia optimistis sebagian besar tanaman padi masih bisa bertahan jika tenggelam cepat surut.
“Kita berdoa bersama agar kawasan yang tergenang ini segera surut sehingga dapat menghindari puso. Jika pun terjadi puso, kami telah menyiapkan benih bantuan agar petani bisa segera menanam kembali,” ujarnya.
Sebagai bentuk kepedulian, Pemerintah Provinsi Sulsel telah menyalurkan bantuan berupa satu ton beras, perlengkapan bayi, serta makanan instan bagi warga terdampak.
Selain itu, tim gabungan TNI, Polri, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus bekerja untuk memastikan kondisi kembali normal.
Diketahui, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca ekstrem diperkirakan masih berlangsung hingga 17 Februari 2025 mendatang. Pemerintah daerah bersama OPD terkait telah bersiap siaga menghadapi potensi bencana lebih lanjut guna memastikan keselamatan warga.
Adapun sebaran komoditi yang terdampak banjir di Sulawesi Selatan.
1. Bulukumba 22 Hektar
2. Gowa 540 Hektar
3. Maros 1.873.44 Hektar
4. Pangkep 179 Hektar
5. Barru 139 Hektar
6. Sidrap 846 Hektar
7. Luwu 130 Hektar
8. Luwu Utara 23 Hektar
9. Palopo 40 Hektar
– Komoditas Jagung
1. Luwu Utara 62 Hektar. (Fadli)