MAKASSAR, INIKATA.co.id – Banjir yang melanda wilayah Sulawesi Selatan telah merendam ribuan hektare lahan pertanian di sembilan kabupaten/kota.
Akibatnya, petani di sejumlah daerah terancam gagal panen maksimal, khususnya untuk komoditas padi dan jagung.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHBUN) Sulsel, Uvan Nurwahidah, mengungkapkan bahwa total 3.792,44 hektar lahan terdampak banjir.
“Kami turun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi ini. Di Maros, misalnya, ada 1.873,44 hektar lahan padi yang terendam. Kalau banjir surut hari ini, panen masih mungkin dilakukan, tetapi hasilnya tidak maksimal,” jelas Uvan saat dikutip dari Harian Radar Makassar Jumat (14/2).
Selain di Maros, kabupaten lain yang terdampak banjir adalah Gowa, Bulukumba, Pangkep, Barru, Sidrap, Luwu, Luwu Utara, dan Palopo. Di Gowa, 520 hektar lahan yang hampir memasuki masa panen terendam air.
“Kami menunggu banjir surut, tetapi kondisi saat ini memang memengaruhi kualitas hasil panen. Gabah yang terendam air biasanya tidak kering dan kualitasnya menurun,” tambah Uvan.
Selain itu, pendataan terus dilakukan untuk memastikan luas kerugian secara keseluruhan.
Hingga kini, pihak Dinas TPHBUN belum dapat memastikan apakah lahan yang terendam termasuk kategori puso atau gagal panen total.
Data Lahan Terdampak Banjir di Sulsel
Komoditas Padi
- Bulukumba: 22 hektar
- Gowa: 540 hektar
- Maros: 1.873,44 hektar
- Pangkep: 179 hektar
- Barru: 139 hektar
- Sidrap: 846 hektar
- Luwu: 130 hektar
- Luwu Utara: 23 hektar
- Palopo: 40 hektar
Komoditas Jagung
- Luwu Utara: 62 hektar
Dinas TPHBUN berharap cuaca segera membaik sehingga banjir bisa surut dan lahan pertanian dapat diselamatkan.
Namun, petani tetap diminta bersiap menghadapi kemungkinan penurunan hasil panen.
“Kalau terendam terlalu lama, potensi puso memang ada. Kita tunggu hasil pendataan lanjutan untuk mengetahui dampaknya secara pasti,” tutup Uvan.(Fadli)