MAKASSAR, INIKATA.co.id – Dunia jurnalistik Tanah Air kembali kehilangan sosok besar. Pendiri Fajar Group, Alwi Hamu, tutup usia pada Sabtu (18/1) di usia genap 80 tahun.
Almarhum dikenal sebagai tokoh berpengaruh yang mendedikasikan hidupnya untuk perkembangan dunia pers, khususnya di luar Pulau Jawa.
Sejak muda, Alwi Hamu telah menunjukkan minat besar pada jurnalistik. Ketertarikannya muncul saat ia masih duduk di bangku SMP hingga SMA.
Di tengah masa remaja yang umumnya diisi bermain, Alwi memilih jalur berbeda dengan menerbitkan sebuah majalah stensil. Langkah awal itu menjadi fondasi bagi kiprahnya di dunia jurnalistik.
Saat berstatus mahasiswa aktif di Makassar, Alwi semakin serius mengembangkan bakatnya. Bersama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), ia menerbitkan buletin bernama Idjo Itam Berdjuang, yang menjadi media komunikasi dan aspirasi para anggotanya.
Dalam organisasi tersebut, ia juga berkolaborasi erat dengan Jusuf Kalla, yang kelak menjadi Wakil Presiden RI.
Pada tahun 1966, Alwi kembali terjun ke dunia aktivisme mahasiswa melalui Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Sulawesi Selatan, di mana ia menjabat sebagai sekretaris dengan Jusuf Kalla sebagai ketua.
Bersama KAMI, Alwi melahirkan surat kabar KAMI, yang menjadi corong perlawanan terhadap kesewenang-wenangan pemerintah Orde Lama. Meski mendapatkan apresiasi dari banyak pihak, surat kabar ini akhirnya dibredel pada 1970.
Kecintaannya pada dunia jurnalistik tak pernah surut, meski sering dihadapkan pada tantangan berat.
Alwi dikenal sebagai sosok yang teguh menjaga idealisme pers, meski konsekuensinya tak ringan. Ia pernah divonis enam bulan penjara akibat keberaniannya mempertahankan prinsip jurnalistik yang bebas dan independen.
Semua rintangan itu justru memupuk semangatnya untuk terus maju. Puncaknya, pada 1 Oktober 1981, ia mendirikan Fajar Group, yang berkembang menjadi salah satu perusahaan media terbesar di luar Pulau Jawa.
Kepemimpinannya yang visioner berhasil menjadikan Fajar Group sebagai simbol kemajuan dunia jurnalistik di Indonesia Timur.
Kepergian Alwi Hamu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, kolega, dan insan pers di seluruh Indonesia. Karyanya akan selalu dikenang sebagai warisan berharga bagi dunia jurnalistik nasional.
Selamat jalan, Alwi Hamu. Jasa dan idealismemu akan terus menjadi inspirasi bagi generasi penerus dunia jurnalistik.(**)