BULUKUMBA, INIKATA.co.id – Beberapa siswa di UPTD SPF SDN 171 Loka Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, dikabarkan muntah-muntah yang diduga mengonsumsi makanan yang diduga di program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Jumat, 24 Januari 2025.
Informasi ini, ikut direspons berbagai pihak, termasuk DPRD Kabupaten Bulukumba.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bulukumba, Syahruni Haris, terjun langsung menindaklanjuti informasi adanya makanan yang diduga tak layak konsumsi pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di UPT SDN 171 Loka, Kecamatan Ujung Bulu. Legislator partai Gerindra ini, ingin memastikan benar atau tidak dari informasi tersebut.
“Alhamdulillah kita telah mengunjungi langsung SD Negeri 171 Loka pagi tadi. Kita bertemu dengan siswa, kepala sekolah dan guru-guru,” kata Syahruni Haris dalam keterangannya seusai mengunjungi UPTD SPF SDN 171 Loka, Sabtu (25//1/2025).
Anggota DPRD Bulukumba asal Dapil Kecamatan Ujung Bulu dan Ujung Loe ini, mengatakan bahwa saat kunjungannya pagi tadi di UPT SDN 171 Loka, tak ada program MBG. Dia bilang, program MBG di sekolah itu berlangsung selama lima hari, yaitu Senin hingga Jumat.
Lebih lanjut, Syahruni Haris mengaku meski tak menemukan MBG di sekolah itu, tetapi dia meminta penjelasan pihak sekolah sekaitan dengan beredarnya informasi adanya makanan yang tak layak konsumsi.
“Kita tadi meminta informasi seperti apa kejadian sebenarnya. Pihak sekolah bilang kalau tidak ada telur busuk. Tetapi ada salah satu siswa yang muntah setelah mendengar ada suara mual-mual dari arah belakangnya,” ungkapnya.
“Siswa yang mual-mual inilah yang alergi telur,” sambungnya.
Ketua DPC Partai Gerindra Bulukumba ini, menyampaikan bahwa tak ada permasalahan pada penyedia MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di UPT SDN 171 Loka.
“Saya kira penyedia atau dapur yang menjalankan program ini sudah diseleksi secara ketat oleh Badan Gizi Nasional. Kita berharap ke depan kualitasnya lebih ditingkatkan lagi,” kata Syahruni Haris.
Pemkab Bulukumba Angkat Bicara
Pemkab Bulukumba melalui Kabid Humas Pemda Bulukumba, Andi Ayatullah Ahmad menyatakan bahwa setelah mendapat informasi dari pihak penyedia dan pihak sekolah, telur basi yang dimaksud tidak benar. Dia menyebut anak tersebut mual karena alergi telur, juga karena kurang enak badan.
“Jika makanan atau telur itu basi, maka tentu siswa yang lain di ruang yang sama juga akan mual-mual setelah konsumsi makanan tersebut,” kata Humas yang lebih akrab disapa Andi Ullah.
Pihaknya kata dia, menyayangkan pihak guru yang langsung menghubungi media atas kejadian tersebut, sebelum mendapatkan pemeriksaan dari Dinas Kesehatan.
Menurut Andi Ullah, ketika ada masalah terkait MBG, seharusnya dilaporkan dulu ke pihak terkait Dinas Kesehatan dan Badan Gizi untuk diperiksa dan dievaluasi. “Bukan langsung memanggil media untuk dipublis, akhirnya menjadi heboh,” jelasnya.
“Buktinya, para siswa tersebut baik-baik saja. Tidak ada siswa yang dilarikan ke rumah sakit setelah mengonsumsi itu makanan,” tambahnya.
Dia mengungkapkan, sebagai program baru dari pemerintah pusat, tentu pelaksanaan program MBG ini terus dievaluasi oleh Badan Gizi dan Dinas Kesehatan dari berbagai aspek.
Menurutnya, warga Bulukumba harusnya bersyukur karena anggaran MBG ini masih dibiayai oleh APBN bukan dibebankan dalam APBD. Bulukumba adalah salah satu kabupaten yang terpilih pada awal pelaksanaan program MBG.
“Kita ingin program ini berjalan dengan baik sehingga membantu anak-anak sekolah tumbuh kembang dengan baik,” kata Andi Ullah.(*)