Blusukan ke Pasar, Pedagang Suli Luwu Titip Harapan ke Danny Pomanto Bawa Perubahan

LUWU, INIKATA.co.id  – Kampanye Calon Gubernur Sulawesi Selatan nomor urut 01, Moh Ramdhan Pomanto melanjutkan kampanye dialogisnya di Kabupaten Luwu, Sabtu (02/11/2024).

Tepat pukul 09.37 WITA, Danny Pomanto-sapaannya bersama rombongan blusukan ke pasar Suli, Kecamatan Suli.

Kedatangan wali kota Makassar dua periode itu, disambut para pedagang dengan teriakan Nomor Mesa. Yang menandakan bentuk dukungan pedagang ke Danny-Azhar di Pilgub Sulsel 2024.

“Pokoknya nomor mesa (satu),” teriak pedagang di pasar sambil menjajakan jualannya.

Irwan yang juga pedagang sendal, menitipkan harapan ke pasangan calon berakronim DIA tersebut.

Dia berharap Danny-Azhar diberikan kesempatan untuk memimpin Sulsel lima tahun ke depan.

“Semoga pak Danny dikasih kesempatan untuk memimpin Sulsel. Kami sebagai masyarakat biasa ingin melihat perubahan yang begitu cepat dan drastis.  Artinya, bagaimana supaya pasar Suli bisa tertata dan bisa dirasakan oleh banyak kalangan,” harap Irwan yang berdomisili di Desa Rante Belu, Kecamatan Larompong.

“Kita lihat debat kandidat kemarin, pak Danny mantap, sangat baik,” lanjut Irwan.

Saking idolanya dengan Danny Pomanto, Irwan bahkan mengajak wali kota Makassar banjir prestasi itu berswafoto. Begitu juga dengan pengunjung pasar, ada beberapa di antaranya ingin mengabadikan pertemuannya dengan Danny Pomanto lewat foto bersama.

Setiap melangkah, Danny Pomanto menyapa para pedagang satu per satu. Dalam kunjungannya ke daerah-daerah di Sulsel, Danny Pomanto memang mengawali kampanye dialogisnya dengan blusukan ke pasar-pasar.

Dia bilang, agenda itu dilakukan demi melihat bagaimana geliat ekonomi di sebuah kota kabupaten di Sulsel.

“Di sini (Suli) kelihatannya kebutuhan terhadap kebutuhan sandang itu cukup dominan. Berarti di sini mengenai pangan sudah tercukupi, Karena tidak terlalu banyak pangan (yang diperjualbelikan),” kata Danny Pomanto.

“Kebutuhan pangan sudah terpenuhi, tinggal bagaimana kebutuhan yang lain misalnya pakaian, kemudian kue-kue, dan seperti ini tembako. Itu kan sekunder harganya cukup baik, itu berarti ekonomi cukup baik, cukup kuat ya kemampuan masyarakat,” sambungnya. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *