Realisasi Investasi Sulsel Triwulan III Tahun 2024 Meningkat Rp386 Miliar

MAKASSAR, INIKATA.co.id – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulsel, menyampaikan realisasi investasi Sulawesi Selatan Triwulan III pada Tahun 2024, yang mencapai Rp3,869 Triliun.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kepala DPMPTSP Sulsel Asrul Sani. Ia mengatakan, realisasi investasi Sulsel pada triwulan III ini meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya di tahun yang sama.

“Angka ini lebih tinggi dibanding realisasi Triwulan II, yakni Rp3,483 Triliun yang mengalami peningkatan Rp386 Milliar,” kata Asrul, Kamis (31/10/2024).

Selanjutnya, ia memaparkan realisasi investasi Triwulan III dari Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp1,408 triliun, sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp2,461 Triliun.

Serapan tenaga kerja pada Perusahaan PMA/PMDN mencapai 5.292 orang dengan rincian Tenaga Kerja Indonesia (TKI) 5.274 orang dan Tenaga Kerja Asing (TKA) 18 orang.

“Sektor usaha dengan nilai realisasi terbesar masih dipegang pertambangan yang mencapai Rp1,106 triliun. Selanjutnya sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp623 miliar, sektor listrik, gas dan air Rp602 miliar, sektor perdagangan dan reparasi Rp465 miliar dan sektor industri makanan Rp364 miliar,” bebernya.

Asrul Sani kemudian menjelaskan, kabupaten/kota di Sulsel yang berkontribusi besar terhadap realisasi investasi triwulan III 2024. Kota Makassar ada di posisi pertama sebesar Rp864 Milliar, lalu Kabupaten Luwu Timur Rp793 Milliar, Gowa Rp428 Milliar, Jeneponto Rp301 Milliar, dan Takalar Rp300 Milliar.

Sedangkan lima besar negara dengan nilai realisasi investasi tertinggi pada Triwulan III 2024, yakni Kanada yang menempati peringkat pertama Rp632 miliar, Australia Rp305 Miliar, China Rp254 Miliar, Singapura Rp130 Miliar dan Malaysia Rp34 Miliar.

Sementara itu, untuk lima besar perusahaan yang melaporkan realisasi investasi penanaman modalnya pada Triwulan III 2024 ditempati PT Vale Indonesia Rp632 Milliar, PT Kawasan Industri Tiran Rp279 Milliar, PT Energi Paramitha Nusantara (Bayu Energi) Rp274 Milliar, PT Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) Rp254 Miliar, dan PT Masmindo Dwi Area (Gold Mine) Rp209 Miliar.

Asrul Sani menambahkan, pihaknya akan terus mendorong peningkatan investasi di Sulawesi Selatan, sebagaimana arahan Penjabat Gubernur Sulsel Prof Zudan Arif Fakrulloh, untuk menciptakan iklim investasi yang ramah bagi para investor.

Terpisah, Pengamat Ekonomi Unismuh Makassar Sutardjo Tui mengatakan investasi juga berpengaruh pada peningkatan daya beli masyarakat.

“Kemudian investasi juga dipengaruhi oleh daya beli masyarakat, nda mungkin tambah produksi dan tidak ada pengembangan investasi,” ucapnya.

Dia mengatakan, meski terjadi peningkatan realisasi investasi Sulsel pada triwulan III, tapi naiknya tidak signifikan. “Meskipun ada peningkatan tapi tidak signifikan, itu masih banyak pertimbangan,” bebernya.

Menurutnya, Pemerintah harusnya tidak hanya menunggu dari investasi asing. Tapi ikut juga memberikan dukungan dan kemudahan kepada investasi lokal.

“Sebenarnya pemerintah itu kalau sudah begini dia push lagi jangan hanya menunggu, kan bisa juga investasi lokal kok, dan uang berputar disini dari pada investasi luar,” jelasnya.

“Kalau masih ada investasi daerah itu harus pemerintah yang bantu bila perlu pajak dikasi khusus, Mislanya perumahan itu kan seringkali dibawa keluar ke Jakarta,” pungkasnya.(fadli)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *