MAKASSAR, INIKATA.co.id – Calon Gubernur Sulsel Nomor Urut 1, Moh Ramdhan Pomanto, menyesalkan pemerintah provinsi di masa kepemimpinan Andi Sudirman Sulaiman yang terkesan abai, terhadap kegiatan-kegiatan kebudayaan, yang digelar di sejumlah daerah di Sulsel.
Hal ini diutarakan dalam menjawab pertanyaan panelis pada debat perdana Pilgub Sulsel yang dilaksanakan di Hotel Four Points by Sheraton Makassar, Senin (28/10/2024) malam.
Panelis mempertanyakan komitmen masing-masing paslon dalam merawat kearifan lokal, mengingat di tengah masyarakat Sulawesi Selatan, masih ada pandangan yang membenturkan agama dengan kearifan lokal. Semisal, tradisi dan upacara adat sebagai warisan leluhur.
“Kami membuat program penguatan keummatan yang memberikan hak bekerja masing-masing agama mengurusi umatnya,” terang Danny
Kemudian Danny menjelaskan, selama memimpin Makassar ia telah mengabadikan semua keistimewaan Sulawesi Selatan.
Rumah adat Tongkonan berdiri kokoh di Kawasan Anjungan Pantai Losari Makassar, yang pada saat pembangunannya disaksikan oleh 2000 pelajar kota Makassar.
Tak hanya itu, Danny juga telah membangun kapal Phinsi, dan dalam pembuatannya juga disaksikan oleh ribuan pelajar.
Pelibatan pelajar saat proses pembuatan kata Danny bertujuan memberikan pelajaran bahwa pendidikan harus hadir dalam modernisasi dan penghargaan terhadap keistimewaan budaya.
“Kita membuat festival F8, sayangnya provinsi tidak pernah hadir, seandainya provinsi hadir kita bisa lihat bagaimana meramu kehebatan budaya kita yang luar biasa,” sebutnya.
“Budaya Toraja, Bugis, Makassar, Mandar, termasuk Budaya Kajang, budaya Tolotang yang begitu lengkap yang kita miliki kita satukan. 19 negara datang tahun ini, 8 perwakilan negara, lebih seratus daerah ikut, sayangnya provinsi tidak lihat, Sulsel ini lengkap dengan budayanya, Tungguma, Insya Allah kita jadikan budaya provinsi menjadi budaya unggul,” sambung Danny.
Menanggapi pernyataan Danny, Cagub nomor urut 2, Andi Sudirman Sulaiman berdalih, Pemprov di bawah kepemimpinannya telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 1,1 triliun untuk Toraja, angka tersebut kata dia tertinggi dibanding daerah lain di Sulsel.
Selain itu, Sudirman juga menyebutkan indeks kerukunan di Sulsel meningkat saat ia menjabat.
“Kami membangun akses untuk subsidi penerbangan, kita kasi tembus bustom yang selama ini terisolir. Kemudian kami membangun wisata yang terisolir sana, apakah itu kemudian tidak mencerminkan tidak memperhatikan bagaimana wilayah di Toraja?,” ujarnya.
“Indeks kerukunan kami kalau dilihat data, datanya 72 menjadi 76 persen, artinya ada peningkatan dalam masa kepemimpinan saya,” sebutnya. (Mwr)