Dinkes Sulsel Edukasi Masyarakat dalam Memahami Penanganan Luka Psikologis

MAKASSAR, INIKATA.co.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengedukasi masyarakat akan pentingnya pertolongan kesehatan mental dalam menangani luka psikologis.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Sulsel, Ishaq Iskandar. Ia mengatakan, luka psikologis atau luka terkait dengan kejiwaan adalah masalah kesehatan jiwa yang dapat menimbulkan dampak yang krusial, diantaranya meningkatnya angka kekerasan, baik itu di rumah tangga maupun di masyarakat.

Baca juga:

Jelang Nataru, DKP Makassar Sediakan Kebutuhan Pokok Murah

“Masalah di perkawinan, pekerjaan, dan pendidikan yang mengurangi produktivitas secara signifikan. Hal ini perlu diantisipasi bahwa mengingat WHO mengistimasi depresi akan menjadi peringkat kedua penyebab beban akibat penyakit di dunia setelah jantung,” kata Ishaq Iskandar dalam kampanye pertolongan pertama psikologis, Kamis (24/10/2024).

Diketahui, data Provinsi Sulsel sampai bulan September 2024 untuk jumlah penduduk yang telah diskrining kesehatan jiwa selama kurung waktu periode tiga tahun ini adalah sebanyak 1.107.128 penduduk dan terdapat 2,95% atau setara 32.700 yang terindikasi masalah kesehatan jiwa.

“Kasus dengan gangguan jiwa ODGJ, 24.270 kasus melebihi estimasi survey kesehatan Indonesia tahun 2023. Namun kasus gangguan jiwa lainnya seperti depresi, kecemasan, dan gangguan campuran, cemas, depresi semua yaitu 9.304 kasus, temuan ini masih kurang dari estimasi,” jelas Ishaq.

Baca juga:

Kantor Utamanya Tak Dianggarkan di APBD 2024, Kadinkes Sulsel: Sabar, Sabar!

Ia mengatakan luka psikologis tak kala pentingnya dengan luka fisik yang juga harus membutuhkan pertolongan pertama agar segera ditangani

“Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar tentang pentingnya pertolongan pertama untuk luka fisik baik itu luka ringan hingga kondisi darurat. Namun kita kurang menyadari bahwa luka yang tak terlihat yaitu luka psikologis juga sama pentingnya untuk segera ditangani,” imbuhnya

“Luka psikologis bisa terjadi kepada siapa saja, kapan saja, dan di mana saja baik karena akibat traumatis, tekanan emosional maupun tekanan hidup yang berat,” sambungnya.

Ishaq juga menjelaskan bahwa penanganan pertama yang cepat dan tepat pada luka psikologis dapat mencegah hal yang lebih serius di kemudian hari. Oleh sebab itu, kampanye ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai langkah-langkah awal yang akan membantu hidup sendiri maupun orang lain yang mengalami luka psikologis.

“Luka psikologis seperti trauma, emosional, kehilangan, atau tekanan mental jika tidak ditangani dengan baik bisa merujuk pada gangguan kesehatan mental yang lebih berat, seperti depresi, kecemasan dan yang lainnya,” imbuhnya.

Dia menambahkan bahwa penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pertolongan pertama yaitu meliputi kemampuan untuk mendengarkan dengan empati, memberikan rasa aman, serta memberikan dukungan individu yang membutuhkan. Ini merupakan langkah awal dalam membangun masyarakat yang lebih sehat secara mental.

“Disinilah peran kita semua baik sebagai individu, tenaga kesehatan maupun bagian dari komunitas sangat dibutuhkan. Kita harus mampu mengenali tanda-tanda awal dan memberikan pertolongan pertama psikologis secara efektif,” tutupnya. (Nuni)