Keberadaan Anjal dan Gepeng Kian Meresahkan, Pemkot Bakal Aktifkan Posko Terpadu

MAKASSAR, INIKATA.co.id – Maraknya keberadaan anak jalanan( Anjal), gelandangan dan pengemis (Gepeng) kembali meresahkan masyarakat.

Keberadaan mereka kerap mengganggu kenyamanan pengendara dan keindahan kota.

Baca juga:

Pemkot Makassar Berlakukan PBG Pengganti IMB

Mereka melakukan aksi di jalan raya, persimpangan lampu merah dan taman-taman kota, serta area publik lainnya.

Dinas Sosial Kota Makassar terlihat kewalahan mengatasi keberadaan anak jalanan (Anjal), gelandangan dan pengemis (Gepeng) ini.

Kepala Dinas Sosial Kota Makassar dr. Ita Isdiana Anwar mengaku telah mendatangi markas pengemis dan anak jalanan.

Baca juga:

Soal Anjal-Gepeng hingga ODGJ Berkeliaran, Kadinsos Makassar Terkesan Abaikan Program Walikota

Akan tetapi, kedatangannya bersama tim disambut perlawanan dari mereka.

Mobil yang dikendarai timnya dilempari batu oleh kelompok anak jalanan.

Begitu pula dengan Rumah Perlindungan dan Trauma Center (RPTC) Dinsos.

Gedung yang digunakan sebagai tempat rehabilitasi dan penampungan anjal gepeng pasca dijaring itu, kata Ita, juga kerap dilempari batu oleh kelompok mereka.

“Untuk pengemis jalanan kami sudah datangi langsung markas dan seluruh anggota kelompok pengamen jalanan , ada satu lokasi yang kami datangi, langsung diserbu,” kata Ita, Kamis (10/10/24).

“Mobil kami sudah pecah-pecah kacanya dilempar, juga RPTC rumah tempat penampungan kami,” sambungnya.

Ita menyebutkan, beberapa waktu lalu, pihaknya telah melakukan rapat terpadu bersama dinas perhubungan, Satpol PP dan Camat yang dipimpin langsung Pjs Wali Kota Makassar Andi Arwin Azis.

Hasilnya, pemkot akan mendirikan posko-posko di wilayah padat anjal dan gepeng.

“Kami segera mendata dan membuat posko-posko di wilayah-wilayah tertentu. Jangakuannya kita tidak bisa spilkan, baik jadwal dan lokasi. Mereka rata-rata ada yang koordinir dan tau kalau kami turun penjangkauan,” jelasnya.

Penjabat Wali Kota Makassar, Andi Arwin Azis mengatakan telah meminta dinsos mengaktifkan kembali posko-posko terpadu.

Arwin bahkan mengajak pemerintah provinsi Sulsel untuk berkolaborasi mengatasi keberadaan anjal, gepeng maupun ODGJ.

Disamping itu, Arwin juga akan melibatkan kabupaten tetangga yakni Maros dan Gowa untuk bersama-sama mengatasi anjal-gepeng di wilayah perbatasan.

“Provinsi yang jadi koordinatornya. Kita harus bergerak bersama-sama, karena yang dalam pelaksanaan itu harus melibatkan setidaknya tiga daerah,” ujarnya.

“Karena memang anjal dan gepeng itu lebih banyak di area perbatasan antara ketiga kabupaten ini,” tambahnya.

Keberadaan anjal gepeng ini, telah menjadi fenomena gunung es. Terbatasnya anggaran membuat pemerintah kata Arwin kesulitan mengatasi keberadaan mereka.

Posko-posko yang telah didirikan, tidak berjalan maksimal, bahkan tidak aktif lantaran ketiadaan anggaran.

“(Posko-posko), sudah pernah ada cuma ujung-ujungnya ternyata tidak tersedia lagi anggaran. Anggarannya direfocusing sehingga tidak ada,”sebutnya.

“Sehingga yang kita lakukan adalah yang tersedia saja anggarannya sehingga kegiatan ini kualitasnya tidak turun,” ucap Arwin. (Mwr)