INIKATA.co.id – Juru Bicara Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), Billy Mambrasar, membantah bahwa program Magrib Mengaji menunjukkan pasangan nomor urut 1 itu tidak toleran terhadap seluruh agama. Program itu dinilai hanya eksklusif untuk Islam.
Billy mengatakan, program Magrib Mengaji itu ada untuk mengakomodasi kepentingan warga yang menginginkan program tersebut dilanjutkan.
“Ini bukan masalah eksklusivitas agama, melainkan kebutuhan masyarakat yang mayoritas beragama Islam,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (8/10/2024).
“Namun, umat beragama lain akan difasilitasi secara adil dengan cara yang sesuai,” tambahnya.
Billy membeberkan, Gerakan Magrib Mengaji juga telah ada sejak era Gubernur Anies Baswedan yang dimulai pada tahun 2019 di bawah koordinasi Kepala Biro Pendidikan Mental dan Spiritual Pemprov DKI Jakarta.
Pasangan RIDO akan melanjutkan dan membenahi pelaksanaan program ini untuk memastikan bahwa manfaatnya dirasakan lebih luas.
“Ini adalah bentuk apresiasi terhadap tradisi yang sudah lama ada di masyarakat muslim. Namun, pasangan RIDO berkomitmen bahwa program keagamaan lain juga akan mendapatkan perhatian yang sama, sehingga menciptakan Jakarta yang inklusif bagi semua pemeluk agama,” tegasnya.
Menurutnya, RK memiliki rekam jejak panjang sebagai pemimpin yang inklusif dan pro-keberagaman.
Selama menjabat sebagai Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat, berbagai inisiatif dan program lintas agama terus didukungnya.
Ini terbukti dari peningkatan signifikan, sebesar 7,12 poin angka Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) di Jawa Barat dari 72,6 poin pada 2016 menjadi 79,72 poin pada 2022 dengan lebih dari 90% masyarakat menunjukkan sikap terbuka terhadap keberagaman keyakinan.
Angka Indeks Kerukunan Beragama di Jawa Barat melampaui angka rata-rata secara nasional yang berada di 75,36%.
“Di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil, Jawa Barat yang sebelumnya dinilai rentan terhadap konflik berbasis agama, justru berhasil menjaga stabilitas dan kerukunan antar umat beragama,” pungkas Billy.
Untuk diketahui, program Magrib Mengaji yang sebelumnya dikampanyekan Ridwan Kamil mendapat respos negatif karena dinilai tak inklusif ke seluruh agama yang ada di Jakarta.(jawapos/inikata)