MAKASSAR, INIKATA.co.id – Pengamat ekonomi Unhas Prof Hamid Padu mengatakan pertumbuhan ekonomi Sulsel beberapa tahun terakhir terus mengalami kemunduran dibandingkan 10 tahun lalu yang bisa mencapai di atas 5 persen.
“Ya lihat saja pertumbuhan ekonomi sekarang maju atau alami kemunduran lihat sejarah pertumbuhannya, lihat lintasan pertumbuhan ekonomi dari 10 tahun yang lalu. Selalu jauh di atas rata-rata pertumbuhan nasional,” ucap Prof Hamid, Kami (3/10/2024).
Dia mengatakan, pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi pun terlalu rendah. Hal ini pun ikut memperlambat kegiatan dalam rangka mendorong perekonomian.
“Potensi pertumbuhan ekonomi di Sulsel itu memang harusnya di atas 5 persen. Tetapi yang ditetapkan selama ini selalu dibawah. Padahal tahun 2023, 2024 itu kan kondisi ekonomi normal. Jadi potensi kapasitas terpasangnya pertumbuhan ekonomi saat ini rendah, terbukti sekarang ditetapkan 4,5 persen sampai 4,6 persen kita capaianya 4,8 persen,” jelasnya.
Menurutnya, masalah kemiskinan dan pengangguran harus menjadi perhatian serius pemerintah dengan mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
“Harus sama dengan 10 tahun yang lalu, kita bisa capai di atas 7 persen dan seterusnya. Padahal apa yang mau diselesaikan di Sulawesi Selatan soal pengangguran, soal tingkat kemiskinan, mestinya diisi dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jadi pemerintah yang menentukan target terlalu rendah,” tegasnya.
Guru Besar Unhas Bidang Ekonomi itu mengatakan bahwa potensi ekonomi di Sulsel yang jauh lebih menjanjikan tidak tergarap dengan baik untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi.
“Sulsel itu potensi tumbuhnya jauh lebih besar beda dengan jawa karena disana tingkat pertumbuhan ekonomi sudah mentok karena mereka suda tergarap sekian lama,” tukasnya.
“Padahal infrastruktur kita sudah bagus pelabuhan di bangun, bendungan di bangun, bandara d bangun, jalan diperluas. Mestinya dengan perbaikan infrastruktur investasi meningkat, aktivitas ekonomi Sulsel itu lebih cepat, lebih bergeliat,” lanjut dia.
Menurut Prof Hamid, tren pertumbuhan ekonomi di Sulsel pada triwulan II-2024 dipastikan jauh lebih tinggal dibanding sebelumnya. Hal ini diyakini karena melihat potensi yang dimiliki.
“Akan lebih tinggi dari yang sekarang. Karena memang potensinya, kapasitasnya. Dengan bekerjanya sektor-sektor di Sulsel apalagi pertanian, perikanan, peternakan itu bekerja normal saja dia akan bisa mencapai di atas 5 persen,” pungkasnya.
Diketahui, Kepala BPS Sulsel, menyampaikan bahwa peningkatan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan tidak terlepas dari momentum Bulan Ramadhan dan Pemilu.
“Sepanjang triwulan I-2024, terdapat dua momentum penting yakni bulan Ramadhan dan Pemilu,” ujar Aryanto melalui keterangan yang diterima, Kamis (16/5/2024).
Berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2024 mencapai Rp161,21 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp92,04 triliun.
Sedangkan Laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan triwulan I-2024 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -4,63 persen (q-to-q). Yang dalam 4 tahun terakhir sering mengalami kontraksi.
“Ekonomi Sulawesi Selatan triwulan I-2024 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -4,63 persen, lebih rendah bila di bandingkan dengan triwulan I-2022 yang berada di angka -5,73 persen dan triwulan I-2023 berada di angka -5,57 persen,” sambung Aryanto
Menurut Aryanto, mayoritas lapangan usaha tumbuh positif pada Triwulan 1-2024. Lapangan usaha dengan kontribusi terbesar yakni Pertanian mengalami pertumbuhan negatif.
Sedangkan 3 (tiga) lapangan usaha lain dengan kontribusi terbesar terhadap ekonomi, yakni Perdagangan, Industri Pengolahan, dan Konstruksi menunjukkan pertumbuhan positif.
Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah Jasa Lainnya, Adm Pemerintah serta Jasa Kesehatan didorong oleh kenaikan aktivitas LNPRT pada lembaga keagamaan diakibatkan momentum ramadhan, meningkatnya aktivitas partai politik karena pemilu, serta peningkatan realisasi belanja pegawai.
“Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa lainnya mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 18,30 persen . Dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 47,87 persen,” bebernya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) triwulan I-2024 terhadap triwulan I-2023 mengalami pertumbuhan sebesar 4,82 persen. Hal ini memicu pertanyaan publik untuk menyelamatkan Sulsel. (Fdl)