INIKATA.co.id – Minggu (29/9/2024) hari ini ditetapkan sebagai ‘Hari Jantung Sedunia.’ Dilansir dari world-heart-federation.org, tahun ini ‘Hari Jantung Sedunia’ diperingati dengan tema “Use Heart for Action,” yang mendukung individu di seluruh dunia untuk merawat kesehatan jantung dan kardiosvolar dengan menyediakan sebuah platform global.
Di sisi lain, kampanye “Use Heart for Action” juga didedikasikan untuk mendorong setiap negara untuk mengembangkan aksi kesehatan kardiosvolar secara nasional.
Sementara itu, dilansir dari kemkes.go.id, tema ‘Hari Jantung Sedunia’ tahun 2024 di Indonesia adalah “Ayo Bergerak Sehatkan Jantungmu,” yang menekankan pentingnya menjaga kesehatan jantung melalui gaya hidup sehat.
Namun, apakah kamu tahu sejarah dibalik penetapan hari tersebut? Simak penjelasan berikut ini!
Sejarah Penetapan Hari Jantung Sedunia
Dilansir dari Britannica.com, ‘Hari Jantung Sedunia’ yang jatuh pada tanggal 29 September dirayakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit kardiosvolar, termasuk pencegahan dan dampaknya secara global.
Ide perayaan hari tersebut diketahui datang dari Presiden World Heart Federation (WHF) yang bernama Antoni Bayes de Luna. Bersama dengan World Health Organization (WHO), WHF mengumumkan penetapan ‘Hari Jantung Sedunia’ pada tahun 1999.
Masih dari Britannica.com, penyakit kardiosvolar adalah salah satu penyebab kematian yang paling umum di dunia. Pada awal tahun 2000-an, sekitar 17 juta orang di dunia meninggal karena penyakit tersebut setiap tahunnya, umumnya disebabkan oleh jantung koroner dan stroke.
Diketahui penyebab penyakit kardiosvolar adalah gaya hidup yang kurang sehat seperti, pola makan tidak sehat, kebiasaan merokok, dan kurang berolahraga. Maka dari itu, penyakit ini dapat ditemukan dengan mudah baik di negara maju, maupun negara berkembang.
Perayaan ‘Hari Jantung Sedunia’ pertama kali dilakukan pada 24 September 2000 dengan tema “Physical Activity.” Pada mulanya perayaan hari tersebut dilaksanakan pada hari minggu yang terakhir di bulan September. Namun, mulai tahun 2012 WHF menetapkan tanggal 29 September ditetapkan sebagai ‘Hari Jantung Sedunia.’
Sejak pertama kali dirayakan pada tahun 2000, WHF secara aktif mengadakan acara tahunan. Mulai dari berbagai informasi terkait penyakit kardiosvolar dan pencegahannya, kegiatan olahraga, penggalangan dana, hingga pemeriksaan kesehatan gratis.
Selain itu, WHF juga akan mengadakan pertemuan ilmiah dan mengadakan acara dengan organisasi penelitian penyakit kardiosvolar Internasional juga kelompok masyarakat medis dunia.
Dilansir dari Britannica.com, terdapat lebih dari 90 negara yang merayakan ‘Hari Jantung Sedunia’ setiap tahun, salah satunya adalah Indonesia.
Hal ini menunjukkan efektivitas dari peringatan hari tersebut dalam upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya mencegah penyakit kardiosvolar.
Perayaan ‘Hari Jantung Sedunia’ di Indonesia
Dilansir dari website kemkes.go.id, perayaan ‘Hari Jantung Sedunia’ di Indonesia akan dirayakan dengan tema “Ayo Bergerak Sehatkan Jantungmu.” Tema tersebut menekankan pentingnya tindakan nyata dalam menjaga kesehatan jantung melalui gaya hidup sehat.
Masih dari kemkes.go.id, berdasarkan data Institute for Health Metrics and Evaluation tahun 2019, penyakit kardiosvolar menjadi penyebab kematian dari 651.481 orang Indonesia per tahunnya. Diketahui bahwa gaya hidup yang tidak sehat menjadi penyebab utamanya.
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengajak masyarakat untuk turut serta dalam kampanye “Ayo Bergerak Sehatkan Jantungmu.”
Adapun tujuan dari kampanye tersebut adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat melalui edukasi seputar penyakit kardiosvolar mulai dari penyebab, gejala, dan pencegahannya.
Kemudian, Kemenkes RI juga mendorong perubahan gaya hidup dengan prinsip CERDIK (Cek kesehatan rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin berolahraga fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Keloloa Stres).
Di samping itu, kampanye tesebut juga bertujuan untuk meningkatkan deteksi dini dan layanan kesehatan masyarakat mulai dari pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, hingga pemeriksaan EKG untuk deteksi dini penyakit jantung.
Selain itu, Kemenkes juga mengadakan beberapa program edukasi khusus untuk merayakan hari tersebut. Beberapa di antaranya seperti, media briefing, webinar, talkshow kesehatan, serta penyebaran informasi melalui media sosial.
Seperti yang dilansir dari instagram @kemenkes_ri, diketahui program talkshow sendiri sudah dilaksanakan sejak Kamis dan Jumat kemarin. Salah satu temanya adalah “Anak Muda dan Risiko Stroke” yang dipandu oleh dr. Nurul Rakhmawati, Sp.N.Subsp.NIOO(k), MARS (27/9/2024) Jumat lalu.
Terakhir, Kemenkes juga mengajak masyarakat untuk menjadikan peringatan ‘Hari Jantung Sedunia’ tahun ini sebagai momentum untuk menjaga kesehatan jantung kita dan keluarga.(jawapos/inikata)