Pengamat Sebut Penurunan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen Kurang Tepat

MAKASSAR,INIKATA.co.id – Keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) September 2024 dianggap kurang tepat.

Pengamat Ekonomi Keuangan dan Perbankan Unismuh Makassar, Sutardjo Tui mengatakan, dengan kondisi ekonomi sekarang, harusnya lebih tepat pada 5 persen.

Baca juga:

50 Kontainer Makassar Recover di Jadikan Lokasi Pasar Murah Guna Tekan Inflasi Sampai 3 Persen

“Mestinya jangan 6, harusnya 5,5 persen. Pertimbangannya karena inflasi kan sudah normal,” ucap Sutardjo, Jumat (27/9/2024).

Menurutnya, kondisi ekonomi pada aspek daya beli masyarakat masih melemah. Sehingga suku bunga acuan pada 6 persen justru masih memperlambat uang beredar.

“Terus ada sedikit pelemahan daya beli masyakarat, kalau dia punya bunganya masih tinggi itu kurang uang beredar,” jelasnya.

Baca juga:

Penyaluran Kredit Baru Triwulan II 2024 Diprediksi Meningkat

Dia mengungkapkan bahwa upaya menekan suku bunga acuan ini agar dapat mendorong kredit di bank. Tapi kalau dengan presentase-nya masih di 6 persen, tentu masih sangat sulit memperbaiki keadaan.

“Iya kan sudah normal artinya bukan normal secara keseluruhan tapi bunganya tidak boleh tinggi karena pasar lesu, jadi kalau kredit bank di dorong itu bunga harus turun,” ujarnya.

Lebih lanjut, akademisi Unismuh Makassar ini menuturkan bahwa paling standar suku bunga acuan dengan kondisi ekonomi sekarang pada 5,5 persen.

“Harusnya turun ke 5 persen, karena klau terlalu rendah juga akan ada impor lagi luar negeri, karena dia rendah lagi maka orang punya uang dibawah ke luar negeri lagi,” pungkasnya. (Fdl)