INIKATA.co.id – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyambut kedatangan puluhan warga Gaza yang berkunjung ke Indonesia didampingi lembaga International Networking for Humanitarian (INH).
MUI menjadi tuan rumah pertemuan para ulama dari berbagai organisasi keislaman dengan orang-orang Palestina yang berhasil selamat dari perang Gaza.
Pertemuan berlangsung di Gedung MUI Pusat, Jakarta pada Selasa (10/9). Selain warga Gaza, turut hadir pula para perwakilan dari organisasi keislaman Indonesia, seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Persis dan Al Irsyad.
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim secara khusus menyambut kehadiran dua bocah ajaib dari Gaza. Mereka adalah kakak beradik bernama Ramadan dan Walid yang berhasil dievakuasi ke Qatar setelah terjebak perang selama enam bulan di tanah kelahirannya.
Ketua MUI itu juga menyambut seorang ulama bernama Muhammad Fadlan yang rencananya akan mengirim 1.000 ton ubi ke Gaza.
“Kemarin dia (Fadlan) menyampaikan keinginannya untuk mengirimkan 1.000 ton. Ini tentu akan sangat membantu warga Gaza,” kata Sudarnoto dikutip, Selasa (10/9).
Dalam kesempatan itu, Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan menyampaikan komitmen Indonesia untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
“Semua yang peduli atas kemanusian, terhadap Palestina, jangan ragu bahwa Indonesia adalah rumah kita bersama untuk memperjuangkan hak-hak kemanusiaan, kemerdekaan,” jelasnya.
Turut hadir pula perwakilan dari King Hussein Cancer Center (KHCC) dan Islamic Charity Center for Society (ICCS) yang berbasis di Yordania. Keduanya merupakan lembaga filantropi yang berkontribusi membantu warga Gaza.
Direktur Departemen Dana dan Pembangunan KHCC, Madeleine El-Sallag mengungkap bahwa sejak perang meletus 7 Oktober lalu pihaknya telah mengevakuasi 75 pasien kanker dari Gaza dan kini tengah diberi perawatan.
“Data 7 Oktober, tercatat 10.000 pasien kanker di Gaza, kami ingin ambil 300 pasien Gaza setiap tahunnya. KHCC mengakomodasi pasien Gaza maupun keluarganya ke Yordania hingga sembuh,” ungkapnya.
Acara dilanjutkan dengan memperkenalkan dua bocah ajaib dari Gaza dan penyampaian pidato dari para penyintas Gaza.
Salah satu anak ajaib bernama Walid (7 tahun) menyampaikan salam dari anak-anak Gaza untuk Indonesia. Dia merupakan warga Gaza yang dievakuasi ke Qatar di bulan ke enam perang.
“Saya sampaikan salam terimakasih, salam cinta dan rindu dari anak-anak Gaza, dari reruntuhan puing-puing bangunan di Gaza untuk anda semua yang hadir,” ujarnya.
Walid mengungkap kehidupan mereka di Gaza tidak baik-baik saja. Tetapi mereka bertekad untuk tetap bertahan dan berjuang.
“Kami anak Palestina ini hidup tumbuh kembang dengan penderitaan. Makan siang itu perih dan luka, itu tidak akan pernah menurunkan semangat kali. Kami akan terus berjuang. Kami tidak akan gentar, meski kami harus meminum air garam untuk bertahan,” kata Walid. (Rmol/Inikata)