MAKASSAR, INIKATA.co.id – Calon Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda (HIPMI) Sulsel Andi Muhammad Kilat Karaka (AMK) melayangkan protes ke panitia pelaksana (OC) dan panitia pengarah (SC) lantaran memindahkan lokasi Musda yang berdasarkan undangan dan schedule acara dilaksanakan di Hotel Four Point by Sheraton namun tiba-tiba dipindahkan di Gedung Manunggal Mini Kompleks Kodam TNI, Jl Urip Sumoharjo Makassar Senin (9/9/2024).
Andi Muhammad Kilat Karaka sebagai peserta atau sebagai calon ketua, merasa tertipu atas keputusan yang diambil oleh pihak penyelenggara Musda HIPMI Sulsel 2024, pasalnya dirinya sebagai calon resmi, AMK mengaku tak pernah dilibatkan dalam keputusan pemindahan tempat kegiatan.
“Saya sebagai peserta telah menunaikan segala kewajiban prosedural yang telah ditetapkan sebelumnya oleh penyelenggara. Musda HIPMI Sulsel 2024 sempat dibuka di Hotel Fourt Poin by Sheraton Jalan Andi Djemma, Makassar, Senin (9/9/2024) pagi tapi tiba-tiba di pindahkan ditempat lain,” katanya. Senin malam (9/9) malam saat jumpa pers.
AMK menilai bahwa keputusan mendadak oleh pihak penyelenggara kurang beralasan sehingga pihaknya merasa ditipu terkait dipindahkannya lokasi musda.
“Kami merasa ditipu karena ada tempat yang sudah kita sepakati bersama dan pembukaan nya pun sudah dilakukan di tempat ini ,” Ucapnya.
Apalagi kata AMK, pada saat perhelatan pembukaan Musda kegiatan berjalan dengan kondusif. Sejumlah pihak yang disebut hadir antara lain Forkopimda Sulsel, Ketua Umum BPP HIPMI Pusat, perwakilan BPD HIPMI tingkat provinsi lain, dan para peserta musda.
“Pada saat pembukaan kegiatan berlangsung aman-aman saja. Tidak ada riak-riak, tidak ada gesekan, dan tempat ini sangat kondusif dan aman,” ungkapnya.
Namun, lanjut AMK, seusai pagelaran pembukaan, situasi mendadak berubah. Pihak penyelenggara tanpa melakukan koordinasi dan kesepakatan bersama, langsung memindahkan lokasi kegiatan.
“Alasan yang dibuat oleh seakan-akan bahwa ada gesekan, ada chaos, dan lain-lain, itu hoax. Tidak terbukti. Alasannya sangat mengada-ada,” tuturnya.
Ditempat yang sama, Ketua Tim AMK, Harmansyah menyebut, kandidatnya telah merugi ratusan juta atas ulah semena-mena yang diambil oleh penyelenggara karena telah menggelontorkan dana sebesar Rp300 juta dengan rincian Rp50 juta saat mengambil formulir dan Rp250 juta saat mengembalikan formulir.
“AMK juga telah membiayai sejumlah keperluan timnya. Seperti menyewakan ruangan khusus dan kamar untuk timnya di Hotel Four Poin by Sheraton namun kegiatan tiba-tiba dipindahkan,” ucapnya.
Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan keberatan ke BPP HIPMI Pusat dengan adanya indikasi penipuan yang dilakukan oleh penyelenggara.
“Kami mengeluarkan budget tidak sesuai peruntukan yang ada,” bebernya.
Selain kerugian materi yang dialami oleh kandidatnya, kata Harmansyah, sejumlah pengurus HIPMI di tingkat kabupaten/kota yang merupakan peserta pada agenda musda juga mengalami hal serupa.
“BPC HIPMI Kabupaten/Kota juga diwajibkan membayar sebesar Rp12 juta oleh penyelenggara. Mereka semua telah melakukan kewajibannya, tapi mereka tidak mendapatkan hak mereka dari penyelenggara,” tuturnya.
Hak yang dimaksud oleh Harmansyah seperti kamar untuk peserta yang merupakan tanggungan dari pihak penyelenggara musda.
“Ini uang Rp300 juta itu bukan main-main, kami merasa ditipu,” tegasnya lagi.
Menurut Harmansyah, perjalanan jagoannya menuju kursi 01 HIPMI Sulsel memang tidak mudah sejak awal. Beberapa kali, mereka merasa mendapat perlakuan yang tidak adil dari pihak penyelenggara.
Untuk itu, ia berharap, BPP HIMPI Pusat sebagai induk organisasi secara struktural agar bisa mengambil keputusan yang bijak atas polemik yang terjadi.
“Yang jelas kami menolak bila ada hasil Musda HIPMI Sulsel yang dilakukan oleh pihak tertentu. Ini sangat jorok. Kami minta hal ini diambil alih oleh BPP Supaya clear ini barang,” tutupnya.(Kasma)