DP-Azhar Selamatkan Wajah Demokrasi Sulsel

MAKASSAR, INIKATA.co.id – Wacana kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2024 hanya akan diikuti satu pasangan calon (paslon) melawan kota kosong, hampir bisa dipastikan gagal terwujud.

Pasalnya, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akhirnya mengambil sikap dan mengeluarkan rekomendasi kepada Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto dan Azhar Arsyad untuk ikut bertarung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur pada Pilgub Sulsel 2024.

Dukungan PKB ini pun mencukupkan syarat jumlah kursi pasangan tersebut. Pasalnya, Danny Pomanto (DP) sebelumnya telah mendapatkan rekomendasi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berhasil meraih 8 kursi di DPRD Sulsel pada pemilu lalu.

Selain itu, Wali Kota Makassar dua priode itu juga telah mengantongi rekomendasi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang pada pemilu baru-baru ini berhasil meraih 6 kursi di DPRD Sulsel.

Dengan dukungan dari 3 parpol tersebut, berarti saat ini pasangan DP-Azhar telah mengantongi dukungan sebanyak 22 kursi. Jumlah itu telah melebihi syarat usungan di Pilgub Sulsel, yakni minimal 20 persen atau 17 kursi dari total 85 kursi di DPRD Sulsel.

Pasangan DP-Azhar ini seakan menjadi penyelamat wajah demokrasi di Sulsel dari bayang-bayang wacana kotak kosong yang belakangan ini terus diperbincangkan karena diduga ada upaya pihak tertentu untuk “memborong parpol” agar bisa menjadi paslon tunggal di Pilgub Sulsel 2024.

Pengamat Politk dari Universitas Hasanuddin, Prof Sukri Tamma menilai, hadirnya pasangan DP-Azhar ini membuat masyarakat bisa memilih calon yang dianggap layak.

“Kalau cuma satu kan masyakarat tidak punya pilihan, dan kalau dalam demokrasi itu tidak terlalu bagus. Tapi kalau disuguhkan pilihan, itu akan jauh lebih baik bagi masyakarat,” kata Prof Sukri, Kamis (1/8/2024).

“Jadi kalau itu dilihat sebagai penyelamat demokrasi. Karena kalau saya menyebutnya berhasil menyelamatkan pilihan terbaik rakyat, ini berarti berhasil menyelematkan pilihan rakyat,” sambungnya.

Prof Sukri juga menyebut, hadirnya paket DP-Azhar ini menunjukan bahwa masih ada parpol yang benar-benar berpihak ke masyakarat, dan mencegah agar kotak kosong tidak terjadi di Pikgub Sulsel 2024.

“Kemarin kan sempat ada perlawanan kotak kosong. Dengan PKB telah menyerahkan rekomendasi, kan artinya sudah bisa maju (tak hanya satu paslon). Kalau betul jadi maju, itu artinya masyakarat paling tidak punya alternatif pilihan. Demokrasi kan selalu senantiasa memberikan alternatif terbaik untuk pilihan terbaik,” ujarnya.

Lebih jauh Prof Sukri menilai, semangat dan upaya DP hingga bisa mendapat rekomendasi PKB tidak boleh dipandang sepele. Sebab, masih banyak figur atau kandidat lain yang belum mendapatkan rekomendasi parpol.

“Apalagi pak Danny kan selama ini menjadi orang yang digadang-gadang bisa bersaing dengan orang yang punya kans untuk bersaing kuat di Pilgub Sulael. Dengan begini, konstelasi politik menjadi lebih terpolarisasi, sehingga tidak tertumpuk pada satu kekuatan saja,” tuturnya.

Senada, Pengamat Politik dari UIN Alauddin Makassar, Ibnu Hadjar Yusuf, mengatakan DP selalu hadir memberikan kejutan di tengah masyakarat yang gencar menolak wacana kotak kosong.

“Sesungguhnya figur yang ditunggu-tunggu adalah Danny Pomanto yang hadir sebagai bagian dari penyelamat demokrasi, dan sebagai bagian dari akumulasi penolakan rakyat tentang isu kotak kosong,” kata Ibnu Hadjar.

Di sisi lain, kata dia, harapan masyakarat terhadap parpol sebagai penentu wajah demokrasi di Sulsel telah dibuktikan oleh PDIP, PPP dan PKB, yang telah mengambil sikap untuk mengagalkan wacana kotak kosong.

“Setelah sebelumnya PDIP dan PPP, kemudian muncul lagi PKB hari ini yang mengeluarkan rekomendasi. Jika kotak kosong benar-benar gagal terwujud, harus diakui bahwa PKB, PPP dan PDIP sebagai penyelamat wajah demokrasi di Sulsel,” ujarnya.

Sementara, DP sendiri usai menerima rekomendasi dari PKB, mengatakan penegakan nilai demokrasi wajib diperjuangkan demi terwujudnya kualitas pemimpin Sulsel, termasuk menolak kotak kosong.

“Terbukti di Sulsel masih ada partai yang menjaga demokrasi dan bersama aspirasi masyarakat. Sebelumnya ada PDIP dan PPP yang telah memberikan rekomendasi agar demokrasi di Sulsel berlangsung secara normal,” ucap Danny Kamis (1/8/2024).

DP juga menyampaikan bahwa semua parpol koalisi yang memberikan rekomendasi untuk dirinya, telah bersepakat mendorong Azhar Arsyad yang meeupakan Ketua DPW PKB Sulsel sebagai bakal calon wakil gubernur pendampingnya.

“Sudah deal semua partai, dan sudah setuju tiga partai berkoalisi di pilgub untuk menngusung paket Danny-Azhar,” ungkapnya.

“Kita berharap tidak ada lagi keluar dari koalisi, karena PDIP dan PPP sudah proses B1-KWK juga. Saya sudah bicara dengan pak Waketum PPP Amir Uskara, dan akan keluar dalam waktu dekat ini,” sambungnya.

Sekertaris DPW PKB Sulsel, Muhammad Haekal menegaskan pihaknya akan melakukan konsolidasi kader untuk memenangkan usungannya.

“Selanjutnya kita konsolidasi kader dan simpatisan PKB untuk bekerja bersama dengan riang gembira memenangkan Danny-Azhar di Sulsel,” pungkasnya.

Perkuat Koalisi

Setelah menerima rekomendasi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Bakal Calon Gubernur Sulsel, Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto, langsung menemui Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Amir uskara (AU).

Pertemuan tersebut dilakukan keduanya di salah satu warung kopi yang ada di Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis, (1/8/2024)

“Langsung ketemu pak AU, kita ngopi sejam lebih bersama. Bajuku tadi sama (waktu terima rekomendasi PKB),” kata Danny, kemarin.

Pertemuan tersebut, kata Danny, untuk melaporkan bahwa dirinya sudah mengantongi rekomendasi PKB sekaligus memperkuat koalisi di Pilgub Sulsel mendatang.

Rencananya, Danny juga akan menemui Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sulsel, Andi Ridwan Wittiri.

“Kalau Andi Iwan Wittiri langsung saya lapor. Tapi kan dia menuju ke Makassar. Dan sudah ketemu Ibu di bandara tadi. Besok saya ketemu di Makassar lagi,” ungkap Wali Kota Makassar ini.

Sebelumnya, AU memang secara tegas menolak potensi adanya kotak kosong pada Pilgub Sulsel 2024.

Menurut Wakil Ketua MPR ini, untuk menjaga demokrasi tetap sehat, sebaiknya tidak ada kotak kosong dalam pilkada.

“Saya melihat untuk menjaga demokrasi kita, sebaiknya jangan ada kotak kosong dalam proses demokrasi kita. Berikan ruang kepada masyarakat menentukan pilihan,” tegas AU usai menghadiri closing ceremony Festival F8 Makassar, Minggu (28/7/2024) malam

Ia ingin masyarakat diberi ruang untuk menentukan pilihan politiknya.

“Yang namanya isu kan bisa ya bisa tidak. Orang bisa cerita apa saja kita akan lihat tanggal 27-29 (Agustus), siapa yang mendaftar, berapa partai yang mendaftar,” kata AU.

AU mengatakan, meski dinamika politik di Pilgub Sulsel masih tinggi, ia menjamin partainya tak akan dibegal oleh salah satu kandidat bakal calon.

Apalagi saat ini PPP telah mengeluarkan surat tugas kepada Bakal Calon Gubernur Sulsel, Moh Ramdhan “Danny” Pomanto untuk bertarung di Pilgub Sulsel 2024.

“Saya kira di konstalasi politik bicara begal atau tidak saya kira tidak ada itu,” ujarnya.

AU mengaku, partainya memiliki hitung-hitungan dalam mengeluarkan rekomendasi untuk bakal calon di Pilkada 2024.

Kalaupun terjadi dinamika, kata dia, PPP akan mempertimbangkan kepentingan kader untuk menentukan sebuah keputusan di internal PPP.

“Namanya rekomendasi kalau sudah ada pasangan. Yang keluar di PPP itu sekarang surat tugas. Salah satu yang diminta dalam surat tugas itu melengkapi pasangan,”kata AU.(fdl-kas/wah)