MAKASSAR, INIKATA.co.id – Dinas Kesehatan Kota Makassar bakal menjadikan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai tempat pelayanan kesehatan untuk semua usia.
Selain membuka pelayanan tumbuh kembang, pengukuran dan imunisasi bayi dan balita, kedepannya, posyandu di Makassar diperuntukkan sebagai pusat pelayanan kesehatan dengan sasaran seluruh siklus hidup di tingkat kelurahan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Nursaidah Sirajuddin mengatakan, posyandu akan menjadi bagian dari program Integritas Pelayanan Kesehatan Primer (ILP).
Artinya kata dia, posyandu akan berfungsi sebagai tempat pelayanan kesehatan primer di tingkat kelurahan.
Nantinya posyandu tidak lagi beroperasi sebulan sekali. Melalui program ILP, rencananya, posyandu akan membuka layanan kesehatan, berupa screening penyakit setiap weekend atau hari Sabtu.
“Bahwa bukan hanya puskesmas yang jadi pusat pelayanan kesehatan yang harus dikunjungi, tetapi di puskesmas pembantu atau posyandu juga ada untuk memberikan pelayanan kesehatan,” kata Ida sapaan akrab Nursaidah Sirajuddin di Kantor Balai Kota Makassar, Kamis (1/8/24).
Ia menyebutkan, tahun ini, sebanyak 33 posyandu dari 19 Puskesmas di Makassar akan memberikan pelayanan screening penyakit.
Setiap posyandu diisi oleh dua kader, sementara setiap puskesmas pembantu (pustu) akan diisi oleh dua tenaga kesehatan.
Dengan adanya layanan screening penyakit di posyandu ini kata Ida, akan lebih memudahkan masyarakat dalam melakukan deteksi dini terhadap penyakit-penyakit komorbid.
“Integrasi ini akan membuat masyarakat lebih aware terhadap kesehatan. Misalnya penyakit-penyakit TBM bisa dideteksi dini untuk tidak menjadi penyakit berat atau komplikasi, begitu juga dengan penyakit lain seperti hipertensi dan DM (diabetes melitus),” jelasnya.
Ida optimis, target 40 persen ILP yang diwajibkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di setiap kabupaten/kota dapat terealisasi.
Apalagi sejauh ini, posyandu di 5 puskesmas telah menerapkan program ILP, dimana Puskesmas Tamalate ditunjuk sebagai puskesmas percontohan dari program ILP di Sulawesi Selatan.
Ia berharap, dengan adanya program ILP yang menerapkan screening penyakit di posyandu dapat menekan angka kematian ibu dan anak di masyarakat.
“Diawal kita ada lima lokus yang betul-betul memaksimalkan, tetapi instruksi kemenkes harus 40 persen, jadi harus ada 19 puskesmas yang harus jalan tahun ini,” sebutnya.
Ida mengaku diberi tantangan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi agar capaian program ILP di kota Makassar bisa diangka 100 persen.
Namun ia mengaku pihaknya banyak menemukan kendala untuk mencapai angka tersebut di tahun ini.
Ia menyebutkan, saat ini pustu yang dimiliki kota Makassar baru 33 pustu dari 47 puskesmas. Artinya kata Ida, dinkes Makassar harus membangun 14 pustu baru.
Kendati begitu, Ida optimis 19 puskesmas yang menjadi lokus ILP dapat berjalan dengan maksimal di masyarakat.
“Bangun pustu baru berarti cari lahan baru pasti butuh lahan, nah ini belum bisa kami janjikan untuk di tahun 2024 ini,” pungkasnya. (Mwr)