MAKASSAR, INIKATA.co.id – Realisasi investasi dianggap berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah pengangguran. Jumlah investasi dinilai sangat berperan terhadap penyerapan lapangan kerja. Hal ini disampaikan Pakar Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Hamid Padu.
Data terbaru menjelaskan bahwa Realisasi investasi Sulsel di triwulan (TW) 1 2024 mengalami penurunan sebesar Rp538 M dibandingkan realisasi yang sama di tahun sebelumnya. Dimana capaian Realisasi Investasi Triwulan 1 tahun 2024 sebesar Rp. 2,507 triliun. Padahal di TW 1 Tahun 2023 sebesar, 3,045 Trilliun.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2024 sebesar 4,90 persen, turun sebesar 0,36 persen poin dibanding Februari 2023.
“Berkurangnya sektor sektor swasta atau industri atau investasi akan menyerap lapangan kerja itu akan meningkatkan pengangguran,” kata Prof Hamid, Rabu (10/7/2024).
Prof Zudan menegaskan bahwa investasi yang terus menerus mengalami penurunan, tentu akan berdampak pada kurangnya lapangan kerja. Secara otomatis akan berdampak juga pada lambannya pertumbuhan ekonomi.
“Sebagai indikasi tentu bisa kita katakan kalau investasi menurun itu akan berdampak terhadap penurunan lapangan kerja karena itu berkorelasi positif, makin banyak investasi lebih dampak pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.
“Begitu ada investasi bisa kita katakan itu akan berdampak pada lapangan, begitu kurang investasi kita katakan penyerapan tenaga kerja kurang,” sambungnya.
Menurutnya, investasi di Sulsel dapat didorong melalui pihak swasta dan pemerintah. Guna memastikan agar lapangan kerja itu terbuka lebar. “Jadi kalau swasta buka investasi, asing investasi pemerintah buka investasi berarti telah membuka serapan kerja,” ujarnya.
Dia menjelaskan, terdapat sejumlah cara untuk membuka investasi yang lebih luas di Sulsel. Dapat dilakukan dengan memastikan suku bunga yang tidak memberatkan investor.
“Banyak faktor yang membuat investasi masuk. Faktor-faktor ekonomi itu banyak sekali. Pertama terkait dengan suku bunga kita, kalau suku bunga tinggi orang lain tidak mau ambil kredit, investasi itu kan uang dari bank,” bebernya.
Selain itu, pemerintah daerah juga harus menjamin kebutuhan untuk menunjang investasi dapat berjalan baik. Salah satunya dengan menawarkan sumber daya dan keuntungan yang dimiliki.
“Kemudian di wilayah itu Investasi apa yang dibutuhkan sehingga kalau dia investasi akan mendapatkan keuntungan, kalau dia investasi barang yang tidak dibutuhkan di wilayah itu pasti tidak mau, jadi tentu harus kita sesuaikan,” tukasnya.
“Atau sekarang Sulawesi Selatan menawarkan apa, harus ditawarkan kepada dunia bahwa iniloh investasi di Sulsel jadi sangat tergantung gaya memasarkan,” tandasnya.
Kemudian lanjut dia, faktor perizinan juga harus disederhanakan oleh pihak pemerintah. Sehingga tidak memberatkan investor yang ingin memperluas tenaga kerjanya.
“Baru kemudian masuk faktor perizinan tapi kan perizinan belakangan harus kita tahu dulu ada orang datang Investasi di tempat ada atau tidak,” pungkasnya. (Fadli)