Praktek Manipulasi Data Terjadi Selama Proses PPDB di Sulsel, Praktisi: Harus Dievaluasi

MAKASSAR, INIKATA.co.id – Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) seyogyanya dilaksanakan dengan proses yang jujur serta adil. Tapi kenyataannya masih banyak pelanggaran yang ditemui, salah satunya yang terjadi di Sulawesi Selatan (Sulsel).

Harapan agar masyarakat mampu menjaga Integritas selama proses PPDB 2024 kali ini nampaknya jauh dari harapan. Kesalahan-kesalahan yang sama terus berulang dari tahun ke tahun.

Belum lama ini, Disdik Sulsel merilis sejumlah nama yang sudah dinyatakan lulus PPDB 2024 tingkat SMA terpaksa digugurkan. nama-nama itu terbukti melakukan pelanggaran manipulasi data.

Praktisi Pendidikan Adi Suryadi Culla mengatakan, integritas masyarakat dalam memastikan PPDB berjalan sesuai dengan aturan nampaknya harus dievaluasi. Artinya, masalah yang muncul bukan saja dari Penyelenggara tapi kesadaran masyarakat yang lemah.

“Ini PPDB juga membutuhkan integritas masyarakat, kalau penyelenggara ingin integritas tapi kalau masyarakat tidak melakukan hal yang sama ya jadi masalah juga. Jadi itu yang harus disinggung kedua-duanya,” jelas Adi Suryadi, Rabu (26/6/2024).

Dia mengungkapkan, kasus 4 peserta yang lulus kemudian digugurkan akibat manipulasi data itu merupakan salah satu bukti tingkat kesadaran masyarakat masih lemah dan harus di evaluasi.

“Oknum itu kan bisa juga oknum luar yang seringkali siswa itu kan mungkin dibantu oleh pihak lain. Atau mungkin ada joki juda sehingga terjadi manipulasi data,” katanya.

“Dari ini masalah integritas juga sangat penting dari para siswa dan orang tua atau pendaftar. Jadi harus ada Warning juga terhadap oknum dan tindakan yang tegas dilakukan kalau ada penemuan seperti yang terjadi pada 4 siswa itu,” sambungnya.

Disisi lain kata dia, perangkat yang disediakan penyelenggara PPDB pun masih lemah. Sehingga celah untuk memanipulasi data masih dapat dilakukan.

“Sebenernya di luar masalah teknis yang Bersifat perangkat IT yang digunakan seringkali bermasalah di setiap tahun, perangkat yang disiapkan itu belum mampu terantisipasi dan butuh anggaran juga yang memadai,” tandasnya.

“Karena memang seringkali ada data yang di Dapodik dengan data yang ter-upload oleh siswa itu seringkali ada perbedaan dan bisa dimanipulasi oleh oknum yang mendaftar,” pungkasnya. (Fadli)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *