Pemerintah Bakal Impor Beras Lagi, Pengamat Ekonomi: Harus Ditelusuri  

MAKASSAR, INIKATA.co.id – Pemerintah akan melakukan impor beras tambahan sebanyak 3 juta ton. Hal ini dilakukan untuk menambah stok ketersediaan beras di dalam negeri karena produksi yang mengalami penurunan.

Pengamat Ekonomi dan Keuangan Unismuh Makassar, Sutardjo Tui mengatakan, impor beras yang dilakukan pemerintah menandakan permintaan dalam negeri tak sesuai dengan kebutuhan.

“Harga itu ditentukan oleh permintaan dan penawaran, makin banyak permintaan makin mahal harga suatu barang apabila tidak diimbangi oleh penawaran, demikian pula sebaliknya makin banyak penawaran makin murah harga suatu barang, apabila produksi beras menurun yang diikuti oleh permintaan tetap atau meningkat berarti harga akan naik,” jelas Sutardjo, Rabu (12/6/2024).

Dia mengatakan bahwa impor beras sudah pasti akan terjadi lonjakan harga di pasaran. Karena berbeda hitungannya beras dalam negeri dan beras impor.

“Mengantisipasi kekurangan produksi mungkin saja pemerintah akan melakukan impor beras, kalau mau impor saat ini dengan nilai dollar 16.300 akan berakibat harga tetap mahal,” ucapnya.

Kendati begitu, dia mempertanyakan alasan pemerintah melakukan impor beras. Hal itu harus ditelusuri karena Indonesia apalagi khusus Sulsel sebagai lumbung pangan.

“Kecuali tidak melakukan impor dengan menggunakan cadangan stock beras yang ada, atau diversifikasi pangan, dan perlu dicek kembali apakah benar produksi gabah/beras menurun,” bebernya.

Sedangkan beberapa waktu lalu kata dia, Indonesia menjadi salah satu negara yang ekspor jagung ke Filipina. Itu menandakan bahwa kondisi alam tidak dapat dijadikan sebagai alasan minim produksi.

“Karena bulan lalu Indonesia mengekspor jagung ke philipina, jagung untuk berapa daerah dapat dirubah menjadi beras jagung namanya sebagai pengganti beras,” ujarnya.

Kendati begitu, akademisi Unismuh ini mengatakan bahwa impor beras ini tidak berpengaruh terhadap komoditi lain. Karena upaya tersebut dilakukan untuk memastikan ketersediaan.

Akan tetapi, lanjut dia, kebijakan itu berefek terhadap cadangan devisa dan penguatan nilai dolar atas rupiah. “Impor beras apabila dilakukan karena untuk menutupi cadangan stock nasional tidak mempengaruhi komoditas lain tapi berpengaruh pada cadangan devisa dan penguatan nilai dollar terhadap nilai rupiah,” pungkasnya. (Fadli)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *