Simbuang Tana Toraja Berduka, IPPEMSI Bakar Lilin depan Kantor Gubernur Sulsel

MAKASSAR, INIKATA.co.id – Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Simbuang Mappak (IPPEMSI) melakukan aksi pembakaran lilin di depan kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Rabu (15/5) Malam

Aksi yang dilakukan sebagai bentuk respon atas kejadian yang menimpa salah satu warga yang terpaksa melahirkan di pinggir jalan Kecamatan Simbuang, Tana Toraja.

Kejadian tersebut berawal saat seorang ibu berinisial MA hendak melahirkan di Puskesmas Lekke, Kecamatan Simbuang, Tana Toraja.

Karena kondisi fasilitas puskesmas yang minim sehingga perlu dirujuk ke salah satu rumah sakit di Makale untuk penanganan lebih lanjut.

Namun di tengah perjalanan, kendaraan yang digunakan MA dan petugas kesehatan Puskesmas Lekke harus terhenti akibat material longsor yang menutup akses jalan di Kecamatan Simbuang.

Ketua IPPEMSI, Daniel Grand Saputra, mengatakan bahwa Aksi seribu lilin ini adalah bentuk duka yang dialami oleh masyarakat Simbuang-Mappak.

Selain daripada rasa duka dan berkabung, aksi seribu lilin ini juga sebagai bentuk pengecaman kepada pemerintah provinsi Sulsel dan pemerintah kabupaten Tana Toraja yang harus bertanggungjawab atas peristiwa ini.

“Maka dari itu lewat aksi ini, kami menuntut pemerintah provinsi Sulsel dan pemerintah daerah kabupaten Tana Toraja untuk Segera menuntaskan infrastruktur jalan di Simbuang-Mappak, kita semua tidak mau jika ada korban berjatuhan lebih banyak lagi,” ujar Deni sapaan akrabnya.

Tidak hanya melakukan pembakaran lilin, namun dalam aksi ini beberapa orang terlihat berdiri sambil memegang poster dengan keadaan mulut di lakban. Serta bergantung spanduk bertuliskan “Luka di Ufuk Barat Tana Toraja, Adinda Tidak Layak Lahir di Pinggir Jalan”.

Ratusan massa aksi yang hadir tidak hanya dari kalangan Simbuang dan Mappak, namun juga diikuti oleh pemuda yang berasal dari daerah lain.

“Peristiwa tragis tersebut juga mendapat simpati dari berbagai pihak, terbukti banyak masyarakat diluar daripada Simbuang, Tana Toraja hadir dalam aksi pembakaran lilin tersebut. Diantaranya, masyarakat Pinrang, Mamasa, Luwu, organisasi kemahasiswaan dan organisasi kepemudaan,” ucap Deni.

Ia berharap agar pemerintah dapat menyelesaikan beberapa persolan terkait infrastruktur dan fasilitas kesehatan yang menjadi tuntutan mereka dalam aksi.

“Kita berharap beberapa tuntutan seperti akses jalan yang membuat daerah Simbuang dan Mappak menjadi terisolir harus segera diperbaiki, fasilitas kesehatan, dan longsor yang baru-baru ini terjadi agar material longsor segera dibersihkan, supaya warga dapat melewati kembali jalan tersebut,” tutup Deni.

Aksi ini berlangsung kurang lebih 3 jam dan berlangsung dengan tertib dari awal sampai selesainya.(Lexy)