MAKASSAR, INIKATA.co.id – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2025 mendatang lebih meningkat. Dibawah kepemimpinan Bahtiar Baharuddin, pihaknya menargetkan pertumbuhan hingga 6,82 persen.
Pengamat Ekonomi Unhas Prof Hamid Padu mengatakan, Pemprov Sulsel dianggap terlalu pesimis karena menetapkan target pertumbuhan ekonomi yang rendah.
“Itu terlalu rendah, yang pertama kita lihat kondisi yang ada dari masa lalu, karena itu capaian di masa lalu itu berdasarkan potensi ekonomi di Sulsel. Iya saya bilang terlalu pesimis,” kata Prof Hamid, Kamis (2/5/2024).
Padahal kata dia, 10 tahun lalu capaian pertumbuhan ekonomi Sulsel tembus hingga 8 persen. Itu pun daya dukung seperi infrastruktur belum terlalu memadai dibandingkan saat ini.
“Kalau kita lihat 10 tahun lalu pertumbuhan sebelum itu antara 7,5 sampai 8,5 persen, itu infrastruktur tidak terlalu memadai dibandingkan yang sekarang,” terangnya.
“Mestinya pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi jauh lebih baik, Sulsel ini sudah drop beberapa tahun terakhir,” sambungnya.
Ia menjelaskan, sumber daya atau potensi ekonomi di Sulsel kala itu masih didominasi oleh sektor yang sama diantaranya pertanian. Bahkan saat ini seharusnya jauh lebih bagus.
“Tidak jauh berbeda dengan sekarang, tetap komoditas andalan itu di sektor pertanian, kita punya ekspor, kita punya komoditas unggulan, bahkan kalau sekarang ada pertambangan yang semakin besar,” tandasnya.
Olehnya itu, Ia menilai bahwa target Pemprov Sulsel untuk pertumbuhan ekonomi hanya pada 5 sampai 6 persen, sama halnya dengan Sulsel tidak memiliki pemerintahan.
“Jadi kalau cuman 5 persen, tidak usah ada pemerintah ekonomi bisa capai 5 persen kok, tanpa pemerintah,” pungkasnya.
Sebelumnya, Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin menyebut, target indikator makro 2025 untuk pertumbuhan ekonomi Sulsel mencapai 5,67-6,82 persen. Selanjutnya, tingkat kemiskinan 8,20 persen, tingkat pengangguran terbuka 4,03 persen, Ratio Gini 0,356 poin, Indeks Pembangunan Manusia 74,49 poin dan PDRB Perkapita ADHB Rp74,55 juta.
“Momentum hari ini sangat penting, karena merupakan babak akhir penyusunan perencanaan pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan satu tahun,” kata Bahtiar dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2025.
Dia menuturkan, tidak boleh lagi menduplikasi dokumen perencanaan dari tahun ke tahun atau mengambil dari daerah lain. Melainkan harus benar-benar menyusun sesuai kondisi objektif.
“Sehingga saya mendorong betul untuk disusun secara benar, dan mohon dari Kementerian untuk melakukan koreksi. Jika dalam dokumen perencanaan ini ada hal-hal yang patut dan harus dikoreksi,” tegasnya.
Menurut Bahtiar, pembangunan di Sulsel mengombinasikan antara alam, manusia dan nilai-nilainya. Dikelola menjadi satu kekuatan untuk mempercepat lompatan pembangunan.
Dia menyebut, yang menjadi perhatian adalah ketimpangan yang terjadi di Pantai Barat dengan Pantai Timur. Serta pembangunan Sulsel yang selama ini masih terpusat di Makassar.
“Pada tahun 2025 hingga 2045 nantinya, harus lebih memberi prioritas pembangunan kewilayahan, dengan membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, yang disesuaikan dengan potensi dan keunggulan daerah agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,” terangnya.
Apalagi, kata Bahtiar, ekonomi Sulsel didorong berdasarkan kekuatan bidang pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan. Maka dirinya optimistis, Sulawesi Selatan ingin menjadi bagian dari Indonesia Emas 2045 dengan target pertumbuhan ekonomi 7 persen.
“Sehingga kerjasama dan sinergitas sangat diperlukan termasuk dengan kabupaten dan kota,” jelasnya. (Fadli)