Cerita sang Ayah Ingatkan Korban jika Beban Kerja Petugas KPPS Berat

MAKASSAR, INIKATA.co.id – Dua orang Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kota Makassar meninggal dunia pada Kamis (15/2/2024), sehari setelah hari pencoblosan Pemilu.

Keduanya dari KPPS di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 07 Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Makassar dan satu orang dari salah satu TPS di Minasa Upa, Kecamatan Rappocini.

Standi, ayah almarhumah petugas KPPS di Bangkala mengungkapan, anaknya ini terbilang masih usia muda. Sebelum mendaftar sebagai penyelenggara pemilu, keluarga sudah mengingatkan jika pekerjaan sebagai petugas KPPS itu berat.

Kendati demikian, korban yang masih berstatus sebagai mahasiswa tingkat akhir itu punya keinginan untuk masuk sebagai petugas KPPS. Pihaknya pun memberikan izin dan menyiapkan nutrisi untuk keperluan kesehatannya.

“Pihak keluarga juga sudah menyampaikan kalau pekerjaan sebagai anggota KPPS itu berat. Kita juga sudah belikan nutrisi gisi seperti susu beruang sebagai persiapan,” kata Standi, Kamis (15/2/2024) malam.

Almarhumah baru kali pertama sebagai petugas KPPS. Setelah lalui tahapan seleksi, dirinya pun dinyatakan lolos di tahap akhir. “Ujian terakhir korban lolos tes KPPS. Korban baru masuk tahun ini sebagai anggota KPPS. Korban adalah anak kedua,” bebernya.

Padahal almarhumah ini tidak lama lagi menuntaskan pendidikannya di perguruan tinggi. Karena sudah menyiapkan segala persyaratan untuk ujian meja.

“Usia korban 24 tahun. Masih remaja, korban juga saat ini tengah persiapan untuk ujian meja di Kampus STIMIK Dipanegara,” tukasnya.

Kini, anak keduanya itu telah tiada, Sebelum memasuki ajalnya, dia masih sempat menjalankan tugas sebagai KPPS. Guna mengantar undangan. Kemudian sudah merasa kelelahan, 14 Februari tepat hari pencoblosan dirinya absen.

“Adek kemarin setelah dia mengedarkan undangan dia sudah merasakan capek dan drop. Jadi dia tidak sempat lagi ke TPS karena kelelahan. Tidak sempat bertugas, dia hanya menjalankan undangan ke masyarakat yang akan memilih,” imbuhnya.

“Pas hari pencoblosan sudah tidak bisa lagi hadir karena drop. Korban dirawat di RS Primaya kemudian dirujuk ke RS Akademis. Diagnosa, Sesak nafas dan meninggal di RS Akademis. Korban tidak ada riwayat sesak nafas. Korban meninggal sekitar pukul 14. 00 WITA,” tuturnya.

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) dr Nursaidah Sirajuddin membenarkan terkait dua Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dikabarkan meninggal dunia, Kamis (15/2/2024).

“Jadi kabar soal dua petugas yang meninggal, satu itu meninggal kemarin dia kelelahan mengantar undangan (sebelum pencoblosan) tapi tidak masuk dia kerja kemarin di TPS, dia mungkin meninggalnya ini hari,” kata dr Nursaidah Sirajuddin saat dihubungi. (B/Fadli)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *