INIKATA.co.id – Status Gunung Marapi yang terletak di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) yang sebelumnya Level II atau Waspada dinaikkan menjadi Level III atau Siaga per Selasa (9/1).
Mengutip Antara, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan, mengatakan, keputusan tersebut dikarenakan mengalami peningkatan erupsi di Gunung
“Tingkat aktivitas Gunung Marapi akan dievaluasi kembali secara berkala atau jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan,” kata Hendra.
Gunung Marapi berpotensi mengeluarkan gas vulkanik beracun pada kawah gunung, seperti karbon dioksida, karbon monoksida, dan hidrogen sulfida.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Marapi, pendaki, dan wisatawan tidak memasuki area radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi, kawah verbeek.
Selain itu, masyarakat di sekitar lembah, aliran maupun bantaran sungai yang berhulu di puncak gunung tersebut untuk mewaspadai ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi saat musim hujan.
Masyarakat diimbau menggunakan masker untuk mencegah gangguan saluran pernapasan dan perlengkapan lainnya yang melindungi mata dan kulit dari abu vulkanik. Tak hanya itu, masyarakat disarankan untuk membersihkan atap bangunan dari abu vulkanik yang tebal agar bangunan tidak roboh.
Hendra berharap masyarakat dapat kondusif dan tidak menyebarkan berita bohong, dan tidak terpancing kabar-kabar yang sumbernya tidak jelas.
Ia pun merekomendasikan kepada Pemerintah Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten tanah Datar, dan Kabupaten Agam untuk berkoordinasi dengan PVMBG maupun Pos Pengamatan Gunung Marapi.
“Data dari Satelit Sentinel juga menunjukkan bahwa laju emisi gas sulfur dioksida yang dihasilkan dari aktivitas Gunung Marapi saat ini tergolong tinggi,” kata Hendra.
Upaya persiapan untuk evakuasi pun dilakukan saat Gunung Marapi dinyatakan Level III atau Siaga. Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Padang Panjang, Ferix Sonanda, mengatakan, pihaknya melakukan pendataan bangunan dan fasilitas umum berlantai dua yang terbuat dari beton yang dipersiapkan sebagai lokasi evakuasi.
“Tim Tagana bersama Organisasi Amatir Radio Republik Indonesia (Orari) Lokal Kota Padang Panjang sedang mendata rumah dan bangunan yang bisa dijadikan lokasi evakuasi,” ucapnya.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi erupsi yang mengakibatkan bangunan roboh karena tidak kuat menahan abu vulkanik yang tebal di atap bangunan.
“Jadi, masyarakat bisa kita evakuasi ke rumah atau bangunan berlantai dua. Warga akan diarahkan atau diinapkan di lantai dasar,” katanya.
Ferix mengatakan pendataan bangunan dua lantai yang terbuat dari beton tersebut juga dilakukan di Kabupaten Tanah Datar khususnya di Kecamatan X Koto dan Kecamatan Batipuh.
Hal serupa juga dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan memetakan kembali wilayah Kodim (Dandim) 0304/Agam, Dandim 0307/Tanah Datar dan Dandim 0308/Pariaman.
“Ini menjadi warning bagi kita untuk menyiapkan segala sesuatunya jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan,” ujar Komandan Koren (Danrem) 032/Wirabraja, Brigjen TNI Rayen Obersyl.
Selain itu, ia memerintahkan untuk setiap Kodim selalu menyiagakan personilnya untuk mengantisipasi jika terjadi bencana alam akibat Gunung Marapi.
“jika terjadi lagi peningkatan status maka pasukan akan kita tambah,” ujarnya.
Saat ini, TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan instansi terkait lainnya telah mendirikan posko untuk mengantisipasi dampak erupsi Gunung Marapi. (JawaPos/Inikata)