HIPMI Sulsel: Pertumbuhan Ekonomi Butuh Kebijakan Berkesinambungan Pemerintah

MAKASSAR, INIKATA.co.id – Pengusaha di Sulawesi Selatan (Sulsel) optimis pertumbuhan ekonomi pada 2024 jauh lebih baik dan meningkat dibandingkan dari tahun sebelumnya.

Ketua Himpunan Pengusaha Muda (HIPMI) Sulsel Andi Rahmat Manggabarani menuturkan, peran pemerintah sangat penting untuk mendukung pengusaha di berbagai sektor, dengan sentuhan kebijakan berkesinambungan.

“Kalau dari sisi pengusaha tentu kita selalu berharap perekonomian baik, tumbuh dibanding tahun sebelumnya. Jadi peluang kita harapan kita di tahun 2024 kita bisa lebih baik terutama apabila pemerintahan dengan kebijakan yang ditetapkan berkelanjutan dan berkesinambungan,” kata Rahmat, Senin (8/1/2024).

Kebijakan berkesinambungan yang dimaksud kata dia, memanfaatkan potensi ekonomi daerah untuk diperluas lagi melalui dukungan kebijakan pemerintah. Hal ini harus didukung dengan infrastruktur, teknologi dan kesiapan lainnya sehingga tidak mudah terpuruk seperti pandemi Covid-19 lalu.

“Kalau kita ada kebijakan berkelanjutan dari pemerintah di sektor ekonomi dan fiskal maka kita tidak akan mulai dari nol lagi, bersusah-susah lagi,” jelasnya.

Andi Rahmat menambahkan, dengan kebijakan kenaikan gaji terhadap ASN di tahun ini merupakan salah satu langkah dalam menggerakkan perputaran ekonomi.

Tambahan gaji ini kata dia, diproyeksikan dapat meningkatkan belanja sekaligus mendorong peningkatan daya beli ditengah masyarakat.

“Kalau kita lihat ini Pemerintah sudah baik sekali, ASN sudah naik gaji, artinya kalau sudah ada perputaran ekonomi di daerah maka terjadi jumlah uang yang beredar, jumlah belanja, daya beli masyarakat meningkat,” tukasnya.

“Jadi tokoh-tokoh retail ini dibawa bisa bergerak, distributor pasar bisa bergerak, jadi perdagangan ekonomi itu dari bawah bisa mendorong bergerak juga ekonomi atas, karena kan ini konsumsi,” lanjutnya.

Imbasnya nanti menurut dia, ikut berpengaruh pada pusat perbelanjaan. Saat ini saja, aktivitas belanja di Kota Makassar selalu menjadi primadona, terutama pada jelang hari-hari besar.

“Jadi mal akan semakin ramai, pasar ramai, restoran bisa ramai. Kita bisa lihat di Makassar ini ada berapa cafe ada berapa restoran yang selalu ramai, artinya pertumbuhan ekonomi ada,” tandasnya.

Selain itu, ia berharap agar Pemprov Sulsel dapat memperbaiki kembali manajemen keuangan agar tidak menjadi masalah baru dalam perputaran ekonomi.

“Sulsel lewat Pemerintah kita melakukan perbaikan keuangan provinsi karena kita tahu dari media ramai bahwa ada kontraktor yang tidak dibayar, ada utang menumpuk,” bebernya.

“HIPMI Sulsel selalu mendukung program pemerintah dan ikut menggerakkan sektor usaha dalam upaya optimalisasi pertumbuhan ekonomi,” sambungnya.

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sulsel Didi Leonardo Manaba mengatakan, awal tahun dengan momentum politik diyakini ikut mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Jadi saya lihat dari bebagai sektor bukan hanya pariwisata. Seperti UMKM, ekonomi kreatif dan lain-lain saya optimis pertumbuhan ekonomi. Saya rasa ya ini juga bisa dijadikan di momen politik ini orang jadikan untuk bergerak dalam perputaran ekonomi. Saya yakin lebih meningkatkan dibandingkan tahun lalu,” katanya.

Menurutnya, kecendrungan pergerakan ekonomi di tahun ini akan terasa pada semester II. Hal ini karena sudah melewati tahapan pemilu Capres-cawapres dan DPR.

“Saya rasa masuk semester kedua kita sudah bisa lihat kecenderungan pergerakan ekonomi meningkat,” tukasnya.

Disisi lain, Didi berharap agar peran pemerintah dalam memaksimalkan fasilitas di sejumlah sektor ekonomi harus betul-betul dioptimalkan lagi.

“Secara umum UMKM dan ekonomi kerakyatan harus mendapat fasilitas dan pembangunan dari banyak sektor kemudian pertanian itu menjadi satu dorongan pemerintah. Kemudian investasi pariwisata Sulsel harus dilirik disitu,” pungkasnya.

Sebelumnya, Pengamat ekonomi Unhas, Prof Hamid Padu mengatakan Sulsel mempunyai peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jauh lebih tinggi dari rata-rata 5 hingga 6 persen.

“Kalau mau pertumbuhan di Sulawesi Selatan mendekati wilayah di Jawa yang sudah jauh makanya kita harus dua kali pertumbuhan mereka. Kalau selama ini kita hanya bertumbuh di 5-6 persen, Mustinya kita harus bisa bertumbuh 9 persen untuk provinsi, atau minimal bisa 7 sampai 8 persen,” kata Prof Hamid.

Prof Hamid menegaskan, tidak mustahil jika pertumbuhan ekonomi bisa mencapai hingga 9 persen. Semuanya itu tergantung kepiawaian dari seorang pemimpin.

“Kita berharap ada pemimpin di Sulsel yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi dua kali lipat di Sulsel untuk memburu ketertinggalan wilayah-wilayah lain di Jawa,” tuturnya.

“Bisa atau tidak itu tergantung persiapannya kalau kita mau loncat lebih tinggi kan kita siapkan landasannya untuk mencapai, kalau landasan tinggi kita akan mencapai lompatan yang tinggi,” lanjutnya.

Upaya pertumbuhan ekonomi bisa tembus hingga 9 persen kata dia, dengan memastikan dan menyiapkan infrastruktur di segala aspek. Karena pergerakan ekonomi saat ini haru jelas landasannya.

“Kalau mau lompatan pertumbuhan tinggi di Sulawesi Selatan ya harus persiapkan infrastruktur. Jalan tolnya dibuat, kereta apinya diselesaikan, bendungannya diperbanyak dan infrastruktur lainnnya dengan demikian ekonomi akan lancar dan akan terdongkrak,” paparnya.

Menurutnya, kebijakan seorang pemimpin menjadi salah satu faktor pertumbuhan ekonomi itu bisa melompat dua kali lipat. Seperti kemudahan perizinan di sektor investasi.

“Persoalan infrastruktur seperti lainnnya sarana prasarana kebijakan perizinan, sarana prasarana itu harus di dobol persiapannya, dengan begitu kita akan dapat lompatan tertinggi,” bebernya. (B/Fadli)