MAKASSAR, INIKATA.co.id – Posko kesehatan untuk petugas Pemilihan Umum (Pemilu) di 3.051 desa dan kelurahan di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) akan dibentuk.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel, Ardadi mengatakan selain posko kesehatan, ratusan puskemas dan Rumah Sakit (RS) juga bakal disiapkan.
“Sejumlah 472 puskesmas, sejumlah 122 rumah sakit, dan akan membentuk posko di 3.052 desa kelurahan di sulawesi selatan,” jelas Ardadi, Kamis (7/12/2023).
Ardadi menjelaskan, posko kesehatan di tingkat desa dan kelurahan ini sebagai tempat untuk memberikan layanan kesehatan dan tindaklanjut bagi petugas pemilu yang menderita sakit.
Kemudian puskesmas dan Rumah Sakit kata dia, akan disiapkan sebagai layanan kesehatan rujukan dari masing-masing posko di desa dan kelurahan.
“Posko kesehatan di tingkat desa, supervisi puskesmas di wilayah dimaksud. Rumah sakit standby menunggu rujukan dari puskesmas ketika terjadi kegawatdaruratan,” tukasnya.
Dia mengatakan, untuk mensukseskan tahapan pemilu dan pilkada serentak di Sulsel, Pj Gubernur menginstruksikan entitas di Pemprov Sulsel untuk
siap siaga hal-hal yang mendukung pelaksana pemilu.
“Di Bidang kesehatan kami gelar rapat koordinasi, hasil rapat koordinasi tersebut di bulan oktober itu kita siapkan 3 surat edaran yang telah didistribusikan ke kabupaten/kota berkaitan kesiapsiagaan entitas kesehatan baik pemeirntah TNI-Polri dan swasta untuk menghadapi pemilu dan pilkada 2024,” ucapnya.
Terpisah, Ketua KPU Sulsel Hasbullah mengatakan pemilu yang selalu diharapkan berintegritas serta penuh suka cita. Namun, dalam proses mewujudkan hal itu, seringkali dihadapkan pada realitas yang kadang-kadang memilukan, seperti pada penyelenggaraan pemilu tahun 2019.
“Pada pemilu serentak tahun itu (2019) kita mencatatkan persentase partisipasi pemilih yang mengesankan yaitu sebesar 81,97 persen, disertai aturan panitia penyelenggara pemilu yang meninggal dunia dan ribuan orang tergeletak sakit,” paparnya.
“Sejak saat itu kita diingatkan bahwa harga kesehatan dan nyawa para penyelenggara pemilu, yang notabene menjadi garda terdepan proses demokrasi, tidak boleh lagi terlupakan dalam euforia pemilu,” sambungnya. (B/Fadli)