Soroti Kinerja PLN Tak Temukan Solusi, YLKI Sulsel Ungkap Kerugian Masyarakat Besar

MAKASSAR, INIKATA.co.id – Pemadaman listrik bergilir masih terus bergulir. Meski hujan sudah mengguyur daerah Sulawesi Selatan (Sulsel). Tapi pihak PLN UID Sulselrabar berdalih bahwa debit air untuk pasokan PLTA masih belum mencukupi.

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sulsel Ambo Masse mempersoalkan hujan deras di daerah sudah terjadi beberapa hari terakhir tapi pemadaman listrik masih saja terjadi.

Baca juga:

TNI-Polri Gelar Geladi Pengamanan Tamu VVIP KTT G20 di Bali

“Mengenai kekurangan debit air dan sebagainya tapi kalau kita lihat sekarang kan di beberapa daerah sudah mulai musim hujan. Ini harus dijelaskan kepada masyarakat kenapa masih terjadi hal seperti ini,” kata Ambo, Selasa (28/11/2023).

Ambo menyebut pemadaman listrik dengan durasi yang lebih lama ini tambah merugikan masyarakat. “Kemudian kedua kan kenapa durasinya semakin lama, ini semakin banyak kerugian diungkapkan konsumen,” jelasnya.

Menurutnya, pemadaman listrik ini semakin memperkeruh kondisi dan kegiatan masyarakat sehari-hari. Termasuk yang tengah melakukan aktivitas usaha.

Baca juga:

Pemadaman Listrik di Kota Makassar Tidak Berhenti, Warga Emosi

“Saya kira PLN harus ekstra kerja keras dan bisa berkolaborasi dengan siapa saja untuk bagaimana atasi solusi. Ini harus disampaikan secara masif permasalahkan kenapa bisa seperti ini karena situasi hujan kan semakin banyak di beberapa daerah, itu harus dijelaskan,” tukasnya.

“Undang-undang kan Masyarakat berhak memperoleh listrik sebagai kebutuhan pokok yang memadai terjangkau dan handal. Kalau ini kan sudah mengganggu masyarakat. Ini masyarakat yang mendapat kerugian bisa (keberatan),” sambungnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan kinerja PLN UID Sulselrabar yang tak kunjung menemukan titik terang ini, justru menimbulkan pertanyaan ditengah masyarakat bahwa mereka tidak mempunyai langkah solutif.

“Dampaknya sudah sangat besar sekali, Kerugian terhadap masyarakat. Meskipun ini dianggap sebagai faktor alam. Tapi kalau dia berlarut-larut terus, PLN ini dianggap tidak dapat solusi yang terbaik,” pungkasnya.

Sebelumnya, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch. Andy Adchaminoerdin menjelaskan beberapa hari terakhir, hujan telah turun namun belum bisa sepenuhnya memulihkan pasokan bagi PLTA.

Dia mengatakan, pihaknya terus mengupayakan penambahan pembangkit dan mengoptimalkan sistem interkoneksi sistem kelistrikan Sulbagsel yang terhubung mulai dari Sulawesi Selatan daratan, Sulawesi Barat, Palu (Sulawesi Tengah) dan Sulawesi Tenggara daratan sehingga bisa saling menopang.

“Kami upayakan juga dengan penambahan pembangkit yang saat ini sudah masuk 30 MW. Kemudian akan masuk lagi tambahan 50 MW pada akhir Desember 2023. Kami juga sedang lakukan percepatan penambahan pembangkit Inter Temporary Capacity di Punagaya sebesar 200 MW yang ditargetkan masuk sistem pada Maret 2024,” ungkap Andy.

Lebih lanjut, Andy menyampaikan permohonan maaf terkait manajemen beban yang dilakukan dan berharap masyarakat bersedia bahu membahu dengan menurunkan penggunaan pemakaian listrik sehari-hari sambil menunggu pemulihan sistem kelistrikan.

“Untuk mengurangi dampak dan durasi padam, mohon dukungan masyarakat untuk sementara waktu ini agar bersama-sama mengurangi pemakaian listriknya sekitar 30 persen selama masa pemulihan pembangkit,” tutup Andy. (B/fdl)