Kesehatan Mental Orang Indonesia Lemah, Kenali 3 kategori Gangguan Jiwa dan Cara Mengobatinya

INIKATA.co.id – Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyebut satu dari sepuluh orang di Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa.

Menkes Budi mengatakan bahwa gangguan kesehatan jiwa saat ini menjadi sorotan dunia. Jika dibandingkan, satu dari delapan orang di dunia atau sekitar 910 juta orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa.

Baca juga:

Dinkes Pastikan Laporan Kasus Cacar Monyet Belum Masuk di Makassar

“Di Indonesia itu, satu dari sepuluh orang terdeteksi. Deteksi dini gangguan jiwa saya kira lemah sekali, belum ada advance,” kata Menkes RI Budi Gunadi Sadikin, dilansir dari Antara dalam Rapat Kerja DPR RI Komisi IX yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (7/11).

Menurut databoks, gangguan jiwa berat dapat memicu untuk melakukan tindakan bunuh diri. Terdapat 971 kasus bunuh diri dari Januari hingga Oktober.

Berdasarkan lokasi pelaporannya, kasus bunuh diri di Indonesia paling banyak di Jawa Tengah, yaitu 356 kasus.

Baca juga:

RSUD Bulukumba Sosialisasikan Deteksi Dini Gangguan jiwa

Angka tersebut mengalami kenaikan sejumlah 71 dari tahun lalu yang berjumlah 900.

Menurut Kemenkes, kesehatan mental dibedakan menjadi 3 kategori, mulai dari tingkatan rendah hingga berbahaya.

1. Stres

Stres adalah kondisi ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara emosi maupun mental.

Seseorang yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, dan mudah tersinggung.

Selain itu, Stres juga dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan pada kasus tertentu, memicu depresi.

Stres bukan saja dapat memengaruhi psikologi penderitanya, tetapi juga dapat berdampak kepada cara bersikap dan kesehatan fisik mereka.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stres, sebagian di antaranya adalah masalah keuangan, hubungan sosial, atau tuntutan di dalam pekerjaan.

Untuk mengatasi stres, kunci utamanya adalah mengidentifikasi akar permasalahan dan mencari solusinya.

2. Gangguan kecemasan

Gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis ketika seseorang mengalami rasa cemas berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan, sehingga berdampak buruk terhadap kehidupan sehari-harinya.

Bagi sebagian orang normal, rasa cemas biasanya timbul pada suatu kejadian tertentu saja, misalnya saat akan menghadapi ujian di sekolah atau wawancara kerja.

Namun pada penderita gangguan kecemasan, rasa cemas ini kerap timbul pada setiap situasi. Itu sebabnya orang yang mengalami kondisi ini akan sulit merasa rileks dari waktu ke waktu.

Meski penyebab gangguan kecemasan belum diketahui secara pasti, beberapa faktor diduga dapat memicu munculnya kondisi tersebut.

Di antaranya adalah trauma akibat intimidasi, pelecehan, dan kekerasan di lingkungan luar ataupun keluarga.

Apabila gangguan kecemasan semakin buruk, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.

Karena penanganan dari dokter biasanya meliputi pemberian obat-obatan antiansietas serta terapi kognitif.

3. Depresi

Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya terus-menerus merasa sedih.

Berbeda dengan kesedihan biasa yang umumnya berlangsung selama beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Depresi juga dapat menyebabkan masalah fisik, mengubah cara berpikir, serta mengubah cara berperilaku penderitanya.

Tidak jarang penderita depresi sulit menjalani aktivitas sehari-hari secara normal.

Bahkan pada kasus tertentu, mereka bisa menyakiti diri sendiri dan mencoba bunuh diri.

Ada beragam hal yang dapat memicu terjadinya depresi, mulai dari peristiwa dalam hidup yang menimbulkan stres, kehilangan orang yang dicintai, merasa kesepian, hingga memiliki kepribadian yang rapuh terhadap depresi.

Dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter jika merasakan gejala-gejala depresi selama lebih dari dua minggu dan tidak kunjung mereda.

Penanganan depresi oleh dokter akan disesuaikan dengan tingkat keparahan depresi yang diderita masing-masing pasien. (JawaPos/Inikata)