MAKASSAR, INIKATA.co.id – Pemadaman listrik bergilir yang terus terjadi beberapa waktu belakangan hampir di seluruh wilayah Sulsel, membuat kinerja PLN UID Sulselbar menuai sorotan.
Pasalnya, pihak PLN selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang notabene perwakilan pemerintah dalam hal penyedia energi listrik, seolah tak bisa berbuat banyak dan hanya pasrah dengan kondisi menurunnya pasokan listrik untuk masyarakat.
Dampak El Nino yang menyebabkan berkurangnya debit air di sejumlah pembangkit listrik (PLTA maupun PLTMH) sehingga berakibat pada menurunkan pasokan listrik, menjadi alasan pihak PLN atas kondisi Sulsel saat ini.
Pakar Analis Kebijakan Publik, Prof. Muh. Nur Sadik mengatakan, seharusnya perusahaan plat merah sekelas PLN memiliki mitigasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi kondisi seperti ini.
“Harusnya perusahaan seperti PLN itu sudah punya mitigasi. Kalau pembangkit bermasalah, apa solusinya, apa yang harus dilakukan. Harus ini itu sudah disiapkna memang. Jangan tiba masa tiba akal,” kata Prof Nur Sadik, Kamis (2/11/2023).
“Ini pemadaman listrik bergilir yang terus terjadi sudah banyak merugikan masyarakat. Bayangkan berapa banyak kerugian yang diderita masyarakat, perkantoran hingga dunia usaha karena pemadaman listrik bergilir yang terus terjadi ini,” sambungnya.
Guru Besar Universitas Hasanuddin itu pun meminta agar pihak PLN lebih terbuka ke publik dengan memberikan penjelasan tentang bagaimana sebbenarnya mitigasi dan upaya perusahaan listrik negara tersebut dalam mengatasi persoalan ini.
“Apa yang sudah dilakukan dan sudah sampai dimana progresnya? Atau memang tidak ada yang dilakukan dan hanya pasrah menyalahkan keadaan dan menunggu sampai El Nino ini berakhir?,” imbuhnya.
“Kalau memang tidak melakukan apa-apa, kenapa? Apa penyebabnya? Terbuka lah dan sampaikan itu semua. Ini kenapa dan apa twrobosan-terobosan yang sudah dilakukan. Masyarakat berhak tahu,” ucap Prof Nur Sadik.
Tak hanya kepada PLN, Prof Nur Sadik juga berharap Pemprov Sulsel bisa bergerak cepat melakukan intervensi atau lamgkah-langkah lainnya agar persoalan pasokan listrik untuk masyarakat ini bisa segera teratasi.
“Ini tanggung jawab pemerintah, karena soal energi ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Pertanyaanya sekarang apa yang sudah dilakukan atau apa yang sudah dikerjakan pemprov dalam merespon kondisi ini, supaya jangan kerugian yang diderita rakyatnya semakin besar,” katanya.
Pihak PLN UID Sulselrabar sendiri yang coba dikonfirmasi
melalui Manager Komunikasi dan TJSL, Ahmad Amirul Syarif, sampai berita ini dimuat belum memberikan keterangan atau penjelasan soal seperti apa sebenarnya mitigasi yang sudah disiapkan dalam menghadapi kondisi seperti saat ini.
Sementara, Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin tak menampik bahwa saat ini daerah yang dipimpinnya tengah memgalami krisis listrik.
“Hari ini saja sudah mati listrik 3 jam sampai 5 jam. Kami krisis listrik,” kata Bahtiar, Rabu (1/11/2023).
Ia mengaku sudah membangun komunikasi dengan pimpinan PLN untuk membahas persoalan pemadaman listrik yang memakan waktu cukup lama hingga mengganggu aktifitas masyarakat.
“Saya sudah ketemu direktur listrik seluruh Indonesia, sama kepala PLN,” ujarnya.
Menurut Bahtiar, sebenarnya Sulsel dan wilayah Sulawesi secara umum memiliki daya listriknya yang cukup bagus karena seringkali hujan. Tetapi karena kondisi dari dampak El Nino ini yang membuat debit air pun ikut menurun.
“Kenapa Sulawesi itu bagus, karena listriknya bersumber dari air. Tapi di sisi lain, begitu debit air berkurang, maka kami bermasalah pada listrik,” imbuhnya.
“Jadi kalau kita investasi dalam 6 bulan atau setahun kedepan, tabe, mungkin diskusi kita agak realistis lagi. Karena membangun investasi listrik tidak mudah dengan waktu simsalabim,” ucapnya.
Di sisi lain, Bahtiar meminta sejumlah perusahaan besar di Sulsel yang masih menggunakan listrik dari PLN, agar untuk sementara waktu menurunkan daya listriknya sehingga tidak menambah beban di tengah masyarakat.
“Kami sudah minta pengurungan daya listrik yang digunakan (perusahaan). Jadi listriknya PT Huadi, listrik PT Tonasa dan listriknya PT Vale supaya digunakan untuk masyarakat supaya pemadamannya jangan terlalu lama,” pungkasnya. (*)