Ketersediaan Beras di Indonesia Hingga 2024 Aman, DPR: Tidak Perlu Impor

INIKATA.co.id – Ketersediaan dan cadangan stok strategis beras di Indonesia hingga 2024 masih sangat cukup.

Hal itu diungkapkan, Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan. Ia mengatakan hal itu lantaran sudah memastikan kepada Kementerian Pertanian (Kementan) soal ketersediaan cadangan beras di Indonesia.

Baca juga:

Asosiasi Ekspor harap Rencana Penerapan Aturan Parkir Dolar Dipertimbangkan

Pihaknya mengungkapkan bahwa ketersediaan menjadi penting mengingat tahun 2024 menjadi tahun sensitif bagi pangan dan juga politik.

Pasalnya, produksi beras diperkirakan terbatas akibat dampak El Nino dan pada 2024 akan ada pemilu, puasa, dan Idul Fitri, yang akan meningkatkan konsumsi beras.

“Saat ini sangat cukup karena data yang digunakan perlu disesuaikan dengan data yang ada,” jelasnya, Kamis (14/9).

Baca juga:

Bahtiar Bersama Komisi V DPR RI Pastikan Kesiapan Lahan Pembangunan Stadion di Makassar 

Senada, Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Nasdem, Sulaiman Hamzah mengatakan Indonesia tidak perlu impor beras karena produksi dan ketersediaan sudah cukup aman.

Hal itu diungkapkan Sulaiman saat melihat dari data data yang dikeluarkan BPS dan Kementerian Pertanian (Kementan) mengenai produksi dan ketersediaan beras periode Januari Oktober yang mencapai 27,88 juta ton.

Menurutnya, angka sebesar itu sudah dilakukan validasi baik melalui kerangka sempel area KSA maupun pengecekan lokasi yang dilakukan jajaran Kementan.

“Jadi saya sangat yakin dengan angka produksi ini bahkan tidak perlu impor. Kenapa? Karena angka konsumsi beras kita hanya 25,45 juta ton yang artinya masih punya surplus 2,43 juta ton,” ujar Sulaiman, Kamis (14/9).

Sulaiman mengatakan bahwa saat ini para petani di sejumlah sentra juga terus melakukan panen raya sehingga produksi gabah dalam negeri terus bertambah.

Adapun masalah harga yang kini mulai naik merupakan imbas dari produksi yang ada.

Diketahui, pada Juli terdapat panen di lahan seluas 828 ribu hektare, kemudian pada bulan Agustus 815 ribu hektare, bulan September 832 ribu hektare dan bulan Oktober 753 ribu hektare.

“Kalau kami lihat datanya, produksi kami sudah sangat bagus mengingat kebutuhan dalam negeri terpenuhi,” katanya (Jpnn/Inikata)