MAKASSAR, INIKATA.co.id – Rencana Pemprov Sulsel melakukan peresmian perubahan nama Bandara Sorowako menjadi Bandara Andalan Datuk Patimang yang diagendakan pada 31 Agustus 2023, menuai penolakan dari berbagai elemen masyarakat di Kabupaten Luwu Timur.
Ketua Kerukunan Wawania Asli Sorowako (KWAS), Andi Baso Makmur mengatakan, penolakan dari masyarakat Luwu Timur atas perubahan nama Bandara Sorowako menjadi Andalan Datuk Patimang tersebut karena keputusan itu dilakukan Pemprov Sulsel secara sepihak, dan juga mengabaikan regulasi yang tertuang dalam beleid Menteri Perhubungan (Menhub) Nomor 39/2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional.
Selain itu, kata dia, perubahan nama Bandara Sorowako menjadi Bandara Andalan Datuk Patimang itu juga secara jelas telah menghilangkan makna kearifan lokal dan tidak menghargai sejarah.
“Kami menolak keras ini penamaan Andalan di Bandara Sorowako. Ini kan menghilangkan kearifan lokal dan juga dilakukan secara sepihak oleh Pemprov Sulsel. Apalagi sudah jelas di undang-undang bahwa penamaan itu harus melibatkan semua unsur terkait,” kata Andi Baso Makmur, Rabu (30/8/2023).
“Kami tidak permasalahkan itu bandara diambil alih oleh provinsi. Tapi nama bandara itu harus punya filosofi dengan kearifan lokal,” sambungnya.
Tak hanya itu, penggunaan kata Andalan dalam penamaan Bandara Sorowako itu juga dinilai sarat dengan kepentingan pihak tertentu.
Pasalnya, kata Andalan itu merupakan akronim dari nama Andi Sudirman Sulaiman yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Sulsel.
“Nama yang mau dipakai Andalan. Saya kira orang sudah bisa baca, itu bisa saja orang bilang ada kepentingan politik,” ujarnya.
Olehnya itu, lanjut Andi Baso, sebagai bentuk penolakan keras atas keputusan Pemprov Sulsel tersebut, KWAS akan melakukan aksi unjuk rasa di Bandara Sorowako.
“Hari Kamis besok kami turun aksi. Kami sudah sampaikan ke Polres terkait aksi damai untuk penolakan di bandara,” bebernya.
Untuk informasi, sebelumnya Pemkab Luwu Timur sudah mengirimkan dua usulan nama ke Pemprov Sulsel untuk Bandara Sorowako, yakni Bandara Matano dan Bandara Batara Guru.
Usulan tersebut dikirimkan melalui surat Buoati Luwu Timur. Namun Pemprov Sulsel tetap memilih menggunakan nama Andalan Datuk Patimang.
Sementara, pihak Pemprov Sulsel yang coba dikonfirmasi terkait alasan penamaan Bandara menjadi Andalan Datuk Patimang tidak menggubris hingga berita ini dimuat.