MAKASSAR, INIKATA.co.id – Fenomena El Nino mulai terasa di Wilayah Sulawesi Selatan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya suhu panas di sejumlah daerah.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan pihaknya mendapat informasi bahwa dampak El Nino sudah terasa di Kabupaten Jeneponto.
“Kalau wilayah selatan seperti di Jeneponto itu sudah ada, dampak-dampaknya sudah sudah mulai kering,” ucap Prakirawan BMKG Makassar, Agusmin, Senin (14/8/2023).
Dia pun tak menampik jika selain kabupaten Jeneponto dimungkinkan sudah ada dampak El Nino, tapi informasi lengkapnya belum diketahui secara pasti.
“Itu kami diinfokan dari BPBD Jeneponto, dan dimungkinkan juga tempat lain sudah ada dampak El Nino,” imbuhnya.
Ia menjelaskan fenomena El Nino secara umum sama seperti musim kemarau sehingga terjadi kekeringan, hanya saja ketika fenomena ini bersamaan maka intensitas kekeringannya pun semakin tinggi.
“Jadi itu sebenarnya secara kasat mata tidak kelihatan cuman memang secara umum itu masyarakat merasakan kekeringan memang musik kemarau tapi kalau adanya El Nino lebih tinggi intensnya sehingga kekeringan akan terasa,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, A Fachri Radjab, mengatakan pihaknya mengkategorikan zona musim di Indonesia menjadi 699 zona. Dari jumlah tersebut, 63 persen diantaranya telah memasuki musim kemarau.
“Artinya, memang yang sudah terdampak langsung dari El Nino itu sekitar 63 persen wilayah zona musim tadi,” kata Fachri.
Dia melanjutkan, musim kemarau kali ini diperkirakan lebih kering dibandingkan tiga tahun sebelumnya.
“Jadi, ada beberapa wilayah yang memang kami prediksikan intensitas hujannya itu dalam kategori rendah,” katanya.
Begitu pula dengan Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal serupa terjadi juga di Pulau Kalimantan, seperti di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, serta Sulawesi, utamanya Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.
“Nah, itu yang berpotensi terjadi musim kering yang ekstrem,” tutur dia. (fdl)