MAKASSAR, INIKATA.co.id – Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sulsel menilai, banyak keanehan dalam draf rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Pemprov Sulsel untuk tahun 2024.
“Salah satunya, tadi itu angka di KUA-PPAS Rp2.9 triliun dan lebih tinggi dibanding angka yang ada di penganggaran RPD (rencana pembangunan daerah) yang hanya Rp2.3 triliun. itu kan konyol namanya. Makanya menurut kami itu butuh diperbaiki kembali, diperiksa dengan diteliti angka-angkanya,” kata Anggota Banggar DPRD Sulsel, Fachruddin Rangga saat rapat ekspos rancangan KUA-PPAS tahun 2024 bersama dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Provinsi Sulsel, Rabu (9/8/2023)
“Jadi tidak salah kalau dikatakan bahwa ini jalan sendiri-sendiri. RPD jalan sendiri, kemudian PPAS jalan sendiri. Sehingga tidak sinkron. Padahal seharusnya acuannya ke situ,” sambungnya.
Tak hanya itu, dalam draf KUA-PPAS Pemprov Sulsel untuk tahun 2024 itu juga ditemukan beberapa sisa-sisa masalah pada RPJMD yang lalu. Sehingga untuk rencana kedepannya, Banggar mengingatkan agar TPAD Pemprov Sulsel tidak lagi membuka atau membuat program baru, dan sebaiknya fokus untuk menyelesaikan RPJMD yang masih belum tuntas.
“Para anggota Banggar menemukan beberapa sisa-sisa masalah pada RPJMD yang lalu. Sehingga Banggar mengingatkan TPAD untuk jangan menganggap seolah-olah tidak ada masalah,” kata Wakil Ketua DPRD Sulsel, Ni’matullah Erbe, yang memimpin rapat tersebut.
“Apakah RPJMD gubernur sudah tercapai 5 tahun ini? Kalau belum, apa yang belum tercapai? Karena ini akan berpengaruh dengan pagu, sehingga tidak perlu lagi membuka hal baru, dan sebaiknya fokus untuk menyelesaikan RPJMD,” sambungnya.
Atas temuan sejumlah kejanggalan itu, Banggar DPRD Sulsel pun meminta agar draft rancangan KUA-PPAS tersebut dikembalikan terlebih dahulu untuk diperbaiki oleh TAPD Pemprov Sulsel.
“Karena ternyata banyak masalah dalam RPJMD pemerintah provinsi. Sehingga kita berharap TPAD bisa bekerja sama dengan DPRD untuk membuka data dan share ke DPRD secara terbuka sebagai bentuk evaluasi,” ujarnya.
“Kita berharap ini bisa menjadi bagian dari perbaikan, karena banyak hal yang tidak masuk akal,” pungkasnya. (kas)