Warga Balang Baru Dukung Penuh Program 1 Anak 1 Warung Makan

MAKASSAR, INIKATA.co.id – Warga Kelurahan Barang Baru siap berperan aktif dalam membawa Makassar Zero Stunting 2024. Salah satu program yang didorong untuk diaplikasikan demi mewujudkan hal tersebut, yakni program 1 Anak 1 Warung Makan.

Program yang sudah terbukti efektif tersebut merupakan inovasi dari Forum Kemanusian Kota Makassar (FKKM) yang digagas Ketua FKKM, dr Udin Malik.

Efektivitas program tersebut telah terbukti melalui uji studi 100 hari di Kelurahan Ballaparang, dengan melibatkan 11 anak, 9 pendamping, dan didampingi 7 warung. Konsepnya, 1 porsi ke 1 anak per hari.

“Apa yang diberikan ke anak tersebut adalah CSR dari warung makan tersebut. Hasilnya, dalam waktu dua pekan ada anak yang berat badannya naik 1 kg. Paling rendah itu 0,5-07 kg,” terang dr Udin Malik di hadapan puluhan warga yang hadir dalam Focus Group Discussion (FGD) di Kelurahan Tidung, Senin (17/7/2023).

Mendengar pemaparan dr Udin Malik, salah seorang warga Balang Baru, Ayu menyampaikan bahwa warga siap mendukung penuh program tersebut.

“Ini sama halnya ajakan dalam beramal demi melahirkan generasi berkualitas. Karena dasarnya ini program sama dengan bersedekah, jadi amalan sangat baik,” tutur Ayu.

Dukungan besar juga terlihat dari masyarakat di Kelurahan Baji Mappakasunggu, Kecamatan Mamajang, usai FGD yang digelar di Kantor Kelurahan setempat pada Senin (17/7/2023).

Selain menguatkan program tersebut, Kepala Puskesmas Cendrawasih Maisyarah menjelaskan, 1000 hari periode emas kehidupan pertama anak perlu diberikan asupan gizi yang baik sebagai pemenuhan perkembangan otak dan pertumbuhan anak yang baik.

“Ibu-ibu kader perlu bedakan mana kurang gizi dengan mana yang kena stunting. Perlu diketahui apa penyebabnya sampai berat badannya tidak naik-naik. Perhatikan juga fasenya ibu, mulai dari fase menstruasi anak perempuan, fase selama hamil, fase menyusui, hingga anak berumur 5 tahun” jelas Maisyarah.

Kepala Puskesmas Cendrawasih pun meminta kepada kader stunting untuk selalu melakukan konseling gizi anak di Posyandu atau Puskesmas. Ia juga mengimbau agar keluarga yang memiliki balita 1-5 tahun untuk tetap melakukan pemeriksaan dengan menggunakan BPJS dan KIS. (*)