Bupati Amran Harap Ada Solusi Permasalahan Danau Tempe

INIKATA.co.id – Sejak empat tahun terakhir ini, pesisir Danau Tempe tidak dapat difungsikan sebagai lahan pertanian.

Padahal ribuan hektar lahan pertanian yang berada di pesisir  Danau Tempe selama ini menjadi penyuplai berbagai produk-produk holtikultura.

Baca juga:

Antisipasi Judi dan Pinjol, Propam Sidak Hp Personel Polres Luwu

Yang menjadi masalah adalah tingkat elevasi permukaan air Danau Tempe terbilang tinggi antara 6 sampai 7.

Hal ini mengakibatkan lahan pesisir yang selama ini efektif menjadi lahan pertanian menjadi tergenang.

Hal tersebut  terungkap pada kegiatan Rapat Sinkronisasi Program Pemerintah Kabupaten Wajo dengan Kemenko Marves RI dan BBWS-PJ.

Baca juga:

Bupati Amran Terima Kontingen Wajo Jumbara PMR IX

Bupati Wajo, Amran Mahmud  yang memimpin rapat tersebut berharap  melalui Sinkronisasi Program ini.

Ada kajian yang mendalam terkait permasalahan-permasalahan yang terjadi di Danau Tempe.

“Hal ini menjadi penting mengingat  selama ini fungsi-fungsi danau menjadi berkurang, karena selama ini ada lahan sekitar Danau Tempe menjadi tidak produktif karena tergenang selama 4 Tahun terakhir ini, ” ujar Bupati.

Amran Mahmud juga mengatakan bahwa selain fungsi-fungsi pertanian, pemanfaatan air danau Tempe juga perlu kajian.

Di wilayah hilir seperti Kecamatan Majauleng, Penrang, Bola dan Takkalalla yang selama ini lahan pertaniannya masih mengandalkan pengairan tadah hujan.

“Jadi penanganannya diperlukan adanya kajian ulang karena permasalahannya begitu kompleks, mulai dari hulu ke hilir, “katanya.

Sofyan Jaya mewakili Kepala BBWS mengatakan yang menjadi masalah saat ini belum adanya garis sempadan di wilayah Danau Tempe.

“Harapannya nanti ada kajian yang bisa menetapkan garis sempadan wilayah Danau Tempe, antara 50-100 meter dari wilayah aktivitas masyarakat, ” katanya.

Selain itu terjadinya sedimentasi yang begitu cepat menjadi faktor penyebab tingginya elevasi permukaan air.

“Idealnya elevasi permukaan air hanya 5-6, tetapi hal itu sulit dilakukan ketika curah hujan tinggi dan anomali cuaca terus berlangsung, ” kata Sofyan.

Terkait  fasilitasi program, Zainuddin dari Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi mengatakan pihaknya siap membantu  Pemerintah.

Untuk itu, ia meminta kepada pihak Pemerintah Kabupaten Wajo agar menyiapkan data mengenai dampak elevasi permukaan air.(mst)