Dorong Lahirnya Tim Tanggap Bencana Tingkat Kelurahan, Doker Udin: Dari Masyarakat untuk Masyarakat

INIKATA.co.id – Penguatan wilayah atas bencana bukan hanya bergantung pada satu pihak. Namun, tim tanggap bencana itu mestinya menguat dari masyarakat dan untuk masyarakat.

Hal itu ditegaskan langsung Forum Kemanusian Kota Makassar (FKKM), dr Udin Malik, dalam kegiatan Penguatan Kawasan untuk Pencegahan dan Kesiapsiagaan di Karebosi Premier, Selasa (23/5).

Baca juga:

Mahfud MD Ternyata Punya Darah Keturunan Makassar

Berlandaskan hal tersebut, dr Udin Malik pun akan mendorong lahirnya tim tanggap bencana tingkat kelurahan.

“Di masing-masing keluarahan kita akan inventarisir, siapa pernah ikut tagana, siapa pernah ikut relawan. Kita akan organisasi kan itu, baru kita buatkan program kerja,” tuturnya.

Hanya saja, pemuda yang juga merupakan Formatur Pengurangan Risiko Bencana Kota Makassar itu mengatakan terlebih dahulu harus dipahami bahwa kebencanaan itu efek atau fatalitas berbanding terbalik dari penangananya.

Baca juga:

Warga Buakana – Panaikang Optimis Zero Stunting, Siap Dukung Pengaplikasian Program 1 Anak 1 Warung Makan

“Kalau kita tahu cara menangani dan mengurangi risiko, maka efeknya tidak begitu merugikan bagi kita,” ujarnya di hadapan ratusan relawan kebencanaan yang hadir.

Sebab, bencana itu hal yang pasti akan dihadapi. “Untuk itu, harus dikuatkan bahwa bencana itu urusan bersama,” jelasnya.

Sebagai contoh pada bencana kebakaran. “Kalau kita tahu cara bagaimana menghindari dan penanganan maka selain mengurangi risiko kerugian besar juga akan berkurang,” ucapnya.

Risiko tidak bisa dihindarkan. “Masalah bencana itu Kita harus siap siaga,” jelasnya.

“Dalam forum penanggulangan bencana, kita haru kenali objek-objek layanan. Sehingga saat ada bencana kita  tahu apa yang harus dilakukan saat ada bencana,” tambahnya.

Hanya saja, pemuda yang telah malah melintang sebagai relawan bencana itu menegaskan bahwa menjadi relawan bencana itu betul-betul yang harus dikuatkan jiwa kemanusian. Sebab, ini gerakan yang bukan karena ada gaji atau menjadi ruang untuk mencari materi.(**)